Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Cantelan, Inisiatif Warga Bandung untuk Bantu Nutrisi Ibu Hamil Saat Pandemi

Kompas.com - 19/08/2020, 10:01 WIB
Rachmawati

Editor

Bantuan pemerintah bagi ibu hamil, minim

Pemerintah melalui Kementerian Sosial mengklaim telah berupaya agar ibu hamil dan Anak Usia Dini (AUD) tercukupi asupan gizinya pada masa pandemi Covid-19 melalui bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH).

"Pada masa pandemi Covid-19 daya beli masyarakat menurun. Untuk itu PKH dicairkan setiap bulan agar ibu-ibu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tetap ada pemasukan."

"Uang bansos ini harus dimanfaatkan untuk membeli bahan pangan bergizi seperti telur, ikan, daging, sayur, dan buah-buahan," kata Menteri Sosial Juliari P Batubara dalam keterangan tertulis kepada kantor berita Antara, 22 Juli 2020.

Baca juga: 11 Ibu Hamil di Surabaya Positif Covid-19, Dirawat di Asrama Haji Sukolilo

Kementerian Keuangan pada pertengahan April telah mengucurkan bansos PKH ke Kementerian Sosial sebesar Rp2,34 triliun yang akan digelontorkan bagi keluarga yang tidak mampu.

Jumlah bantuan untuk komponen ibu hamil dan AUD tahun ini masing-masing mendapatkan Rp3 juta ibu hamil/AUD per tahun, naik dibandingkan dengan tahun lalu yakni Rp2,4 juta per ibu hamil/AUD.

Berdasarkan data Direktorat Jaminan Sosial Keluarga (JSK) Kemensos, jumlah ibu hamil yang menerima PKH pada 2020 sebanyak 60.908 orang sedangkan jumlah anak usia dini adalah 2,9 juta jiwa.

Baca juga: Apakah Ibu Hamil Boleh Makan Daging Kambing?

"Kenaikan anggaran ini merupakan wujud negara Hadir di tengah rakyatnya untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil dan anak usia dini, meningkatkan asupan gizi mereka, sehingga anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan tidak stunting," kata Juliari.

Akan tetapi, Yanti tidak menerima bantuan tersebut.

"Saya belum dapat. Katanya buat ibu hamil anak pertama dan kedua," kata Yanti yang hamil anak kelima.

Yanti mengaku melakukan pemeriksaan kehamilan secara gratis di puskesmas, sebagai penerima Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Baca juga: Naik Kapal yang Pernah Ditumpangi Pasien Covid-19, Ibu Hamil Positif Corona, 7 Orang Juga Terinfeksi

Ilustrasi hamilShutterstock Ilustrasi hamil
Di luar itu, Yanti tidak menerima bantuan ibu hamil dari pemerintah. Padahal, di usianya yang menginjak 42 tahun, kehamilan Yanti cukup berisiko.

"Yah...kalau bisa ada bantuan lagi buat ibu hamil," sebutnya dengan suara tercekat.

Lurah Gumuruh, Nurma Safarini, mengakui, bantuan bagi ibu hamil dari Pemerintah Kota Bandung, baru sebatas pemberian makanan tambahan dan pemeriksaan kehamilan secara daring.

Hal itu dinilainya sebagai bentuk perhatian dari pemerintah.

Baca juga: Ibu Hamil 8 Bulan Positif Corona Tulari 7 Warga Lainnya di Manggarai Barat

"Dari Pemerintah Kota Bandung melalui dinas kesehatan dan puskesmas, berupa makanan tambahan biskuit dan susu itu, akan diberikan secara rutin melalui kader yang datang ke puskesmas. Walaupun bantuan itu tidak sepenuhnya, tapi mereka dapat perhatian dari pemerintah," kata Nurma.

Di Kelurahan Gumuruh, terdapat 208 orang ibu hamil yang sebagian besar dari keluarga menengah ke bawah. Nurma menyadari, mereka kelompok yang perlu dibantu untuk mendapatkan makanan tambahan. Hanya saja, bantuan dari pemerintah baru sebatas pemberian biskuit dan susu.

Namun, Yanti mengaku, belum pernah mendapat bantuan pemberian makanan tambahan selama lima bulan kehamilannya.

"Saya belum pernah dikasih," katanya.

Baca juga: Ibu Hamil yang Kontak dengan Tenaga Medis Positif Corona di Gunungkidul Bakal Di-swab

Bantuan untuk ibu hamil disalurkan swadaya

Pernyataan Yanti selaras dengan pernyataan PKK RW 06 yang menyatakan selama pandemi belum pernah menyalurkan bantuan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil.

"Pemberian makanan tambahan dari kelurahan belum turun jadi selama Covid belum dapat, karena dari bulan Maret kegiatan posyandu ditiadakan selama Covid 19," kata Siti Umayah, Bendahara Posyandu RW 06.

Organisasi kesehatan dunia, WHO mengkhawatirkan kondisi ibu hamil, sebagai kelompok yang rentan di masa pandemi ini. Sementara, Unicef memperkirakan, pada awal pandemi Covid 19 terdapat 2,6 juta ibu hamil menderita anemia.

Berdasarkan data BKKBN Jawa Barat, jumlah ibu hamil hingga Juni 2020 sebanyak 346.214 orang atau 3,58% dari jumlah pasangan usia subur yang berjumlah 9,6 juta pasangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com