Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Cantelan, Inisiatif Warga Bandung untuk Bantu Nutrisi Ibu Hamil Saat Pandemi

Kompas.com - 19/08/2020, 10:01 WIB
Rachmawati

Editor

Secara berkala, para pemuda Karang Taruna memungut sampah dari warga dengan berkeliling dari satu rumah ke rumah lainnya sambil diiringi musik tetabuhan.

Setelah terkumpul cukup banyak, sampah dipilah dan dikemas, kemudian dijual ke pengepul sampah.

"Kami, Karang Taruna, tidak mau warga terkena dampak corona, kelaparan, seperti diberitakan di mana-mana. Kami tidak mau seperti itu. Makanya kami gerak cepat melakukan kegiatan seperti ini," kata Kokom Komariah, Ketua Karang Taruna RW 06 Kelurahan Gumuruh.

Baca juga: Begal Ibu Hamil, Pelaku: Saya Tidak Ada Uang untuk Makan

Uang hasil penjualan sampah digabungkan dengan donasi warga lainnya, kemudian dikelola pengurus PKK RW 06 untuk dibelanjakan sembako atau bahan makanan lainnya.

"Hari ini kami melakukan kegiatan Cantelan untuk semua warga khususnya ibu hamil. (Kami memberikan) sayuran, buah-buahan, dan makanan lainnya, yang merupakan kebutuhan sehari-hari buat ibu hamil dan warga lainnya. Sebelumnya, kami membagikan beras, telur, minyak goreng, dan sebagainya. Selama pandemi ini rutin," kata Sri Antin, pengurus PKK RW 06.

Kegiatan Cantelan ini telah dilakukan sebanyak delapan kali selama pandemi Covid 19.

Baca juga: Cerita Nurul, Ibu Hamil yang Didorong Begal hingga Jatuh dari Motor

Bantuan PKH hanya bertahan 10 hari

Bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) yang diterima Yanti hanya bertahan selama empat hingga 10 hari.Yuli Saputra Bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) yang diterima Yanti hanya bertahan selama empat hingga 10 hari.
Yanti Setiawati, salah seorang ibu hamil yang mendapat Cantelan, mengaku merasa terbantu, terutama untuk makan sehari-hari.

"Membantu sekali. Jadi bisa ada buat (makan) sehari-hari. Warga di sini baik-baik semua," ungkap perempuan yang tengah hamil lima bulan ini.

Selama ini, bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) yang diterima Yanti hanya bertahan selama empat hingga 10 hari. Bantuan PKH berupa beras 10 kilogram, satu ekor ayam, sayur mayur, dan uang sebesar Rp 150.000 yang diterima setiap bulan.

"Sehari-hari susah, beras nggak cukup, anak kan banyak. Bantuan PKH cuma beras 10 kilogram sebulan, sayuran juga ada. Tapi kan untuk kebutuhan sehari-hari yang susahnya mah. Bingung, mau ngapain," kata Yanti.

Baca juga: Begal Sadis di Palembang Terjadi Lagi, Ibu Hamil Jatuh dari Motor

Keluarga Yanti terdampak pandemi Covid 19. Suaminya dirumahkan lantaran tempat kerja mereka ditutup.

Alhasil, penghasilan keluarga nihil. Jangankan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil, untuk makan sehari-hari saja, Yanti kesulitan.

"Mikirnya buat anak lah, yang penting sehat. Biarlah saya masih kuat. Kasihan anak-anak. Kalau beli buah, gimana anak-anak?"

"Kemarin juga ditanya, beli susu (hamil) nggak? Nggak. Kalau buat susu, gimana anak-anak? Ya, udah nggak (beli). Pengen beli susu buat hamil, tapi yah itu kendalanya," kata Yanti dengan mata berkaca-kaca.

Baca juga: Speedboat Tabrak Tongkang di Musi Banyuasin, Ibu Hamil 9 Bulan Tewas, Suaminya Masih Hilang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com