Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/08/2020, 05:30 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria mengendarai sepeda motor melintas di Jalan Purbaya-Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman.

Sepeda motor tersebut menarik sebuah gerobak kayu berbentuk kotak dengan ukuran sekitar 2 X 1 meter.

Di bagian belakang gerobak tersebut terdapat papan kayu.

Di papan tersebut tertulis "Ya Allah Berikanlah Rejeki Kepada Pemulung Ini Agar Bisa Merawat Kucing di Jalanan yang Terlantar Sakit, Amin"

Pria yang mengendarai sepeda motor dengan menarik gerobak ini bernama Sugiyanto. Setelah sampai ditempat yang teduh depan lapangan Warak Kidul, Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, pria warga Kadipiro, Kasihan, Kabupaten Bantul berhenti.

Ia kemudian membuka gerobak yang ditariknya. Di dalam gerobak ternyata terdapat Delapan ekor kucing.

"Sayang...sabar ya, sabar ya sayang," ucap Sugiyanto kepada salah satu kucing yang tampak mengerang karena sedang sakit, Senin (17/8/2020).

Baca juga: Pesepeda di Sleman Tewas Ditabrak Mobil, Penabrak Kabur Setelah Bawa Korban ke RS

Pria berusia 46 tahun ini terus berusaha menangkan kucing tersebut.

Sembari beristirahat, Sugiyanto menceritakan jika kucing-kucing di dalam gerobak ia rawat karena sedang sakit.

"Mulainya kapan Saya lupa, tapi dulu saya punya kucing sakit ongkosnya untuk (mengobati) itu sampai jutaan dan saya nggak punya duit. Terus saya mikir, itu kucing di jalan yang mau membiayai siapa?," ucapnya.

Dari situlah, Sugiyanto mulai terketuk hantinya untuk merawat kucing-kucing yang sakit dan terlantar.

Pria yang berprofesi sebagai pemulung dan reparasi HP ini setiap hari berkeliling.

Selain kucing, ia juga membawa peralatan servis HP di gerobaknya.

Ia mulai berkeliling mulai pukul 05.00 WIB sampai 08.00 WIB.

Setelah itu dilanjutkan lagi pukul 17.00 WIB hingga 20.00 WIB.

"Saya keliling sesuka hati, kemarin sampai ke Magelang untuk mengambil kucing yang sakit," ucapnya.

Baca juga: Sleman Gunakan Sistem E-voting dalam Pelaksanaan Pilkades

Selain untuk memperoleh rejeki dengan mencari rongsokan dan servis hanphone, warga Kadipiro ini juga membantu kucing-kucing yang ditemuinya di jalan dalam kondisi sakit dan butuh pertolongan.

"Saya ini orang tidak punya, jadi ya semampu saya, sekuat saya, sebisaku dan seiklasku," ungkapnya.

Selain berkeliling dirinya juga memantau media sosial.

Ketika ada informasi kucing sakit dan pemiliknya tidak sanggup merawat, Sugiyanto akan datang untuk memberikan pertolongan.

"Saya aktif di medsos, saya akan ngambil kalau udah di-up di medsos tapi tidak ada reaksi. Jadi saya belakangan, kalau hanya komen dan tidak ada yang respons, baru saya mau ambil," bebernya.

Menurutnya, kondisi kucing terlantar yang ditemuinya berbagai macam.

Ada yang dalam kondisi sakit ringan dan sakit parah atau tertabrak kendaraan.

Ia pun berusaha merawat dan mengobati kucing-kucing tersebut semampunya.

Selama ini dirinya merawat dan menolong kucing yang sakit menggunakan uang pribadi hasil dari servis handphone maupun menjual rongsokan.

Namun, diakuinya, ada beberapa orang juga yang memberikan bantuan seperti pakan maupun biaya pengobatan.

"Ada orang yang membantu juga, mas bawa ke dokter ini saja, nanti saya bayari," urainya.

Apa yang dilakukan oleh Sugiyanto murni untuk menolong.

Sebab, sebagai manusia memanglah harus saling menolong.

Termasuk menolong hewan yang membutuhkan bantuan.

"Oiya kita ini mahluk hidup, nggak mampu menolong orang ya menolong mahluk yang lain juga bisa. Jadi bukan keterpaksaan, tapi panggilan hati," tegasnya.

Sugiyanto bilang, ada beberapa orang yang mencibir dengan apa yang dilakukanya.

Namun, cibiran tersebut tidak pernah menghentikan langkahnya untuk terus bergerak menolong kucing-kucing yang sakit.

"Dibilang maksain diri, orang enggak punya kok nolong rata-rata kebanyakan orang gitu. Jadi kalau orang miskin kaya saya ini, enggak punya tempat kok rescue? Loh, emang kalau miskin enggak boleh resceu po?," tandasnya.

Sugiyanto menuturkan, kendala yang dihadapi karena tidak mempunyai tempat yang luas untuk merawat kucing.

Biasanya, ketika menemukan kucing yang sakit ringan di jalan akan diobati di tempat.

"Kalau sakit tidak ada yang menampung, saya obati di tempat sebisa saya. Seumpama di depan ada yang sakit karena jamur saya obati, besok saya lewat sini lagi saya obati lagi sampai dia sembuh," ujarnya.

Dirinya memang memiliki rumah di Kadipiro, Bantul.

Sugiyanto memilih mengontrak rumah di daerah Ngemplak, Sleman, karena tidak ingin menganggu keluarga maupun tetangga dengan memelihara kucing.

Dia bahkan harus pindah-pindah kontrakan karena selalu saja ada tetangga yang terganggu dengan kucing yang banyak.

Meski kontrak rumah, Sugiyanto juga jarang pulang.

Sebab, dirinya memelihara banyak kucing dan tidak menghindari konflik dengan tetangga.

"Dulu banyak yang saya rawat ada 42 kucing. Sekarang saya sisakan delapan, karena kendala tempat, jadi hanya yang sakit dan mendesak yang saya ambil," bebernya.

Saat tidak di kontrakan, Ia pun sering memilih tidur di emperan maupun ruko yang rusak.

Hal itu dilakukan demi kucing-kucing yang dirawatnya nyaman dan aman.

"Ya tadi tempat yang aman dari lingkungan, aman dari masyarakat, aman dari jalan raya dan aman dari hujan, biasanya saya mencari yang bekas ruko, yang rusak. Itu kan malam, kalau siang ya dipinggir sawah seperti ini kan sejuk," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Ada Apa dengan Masriah?

Ada Apa dengan Masriah?

Regional
Makassar Jajaki Kerja Sama dengan Italia, Danny Pomanto Tawarkan 3 Program Ini

Makassar Jajaki Kerja Sama dengan Italia, Danny Pomanto Tawarkan 3 Program Ini

Regional
LKPP Jadikan Pemprov Jateng sebagai Role Model Pengadaan Barang/Jasa untuk Pemda

LKPP Jadikan Pemprov Jateng sebagai Role Model Pengadaan Barang/Jasa untuk Pemda

Regional
Hari Anak Nasional 2023 Digelar di Kota Semarang, Dihadiri Langsung oleh Jokowi dan Iriana

Hari Anak Nasional 2023 Digelar di Kota Semarang, Dihadiri Langsung oleh Jokowi dan Iriana

Regional
Danny Pomanto Diskusi Bareng Menko PMK di Forum City Leaders Community Palembang

Danny Pomanto Diskusi Bareng Menko PMK di Forum City Leaders Community Palembang

Regional
Walkot Makassar Danny Pomanto Desain Sendiri Monumen MNEK 2023

Walkot Makassar Danny Pomanto Desain Sendiri Monumen MNEK 2023

Regional
Program Inisiasi Gubernur Herman Deru “GSMP” Berkontribusi Kendalikan Inflasi Sumsel

Program Inisiasi Gubernur Herman Deru “GSMP” Berkontribusi Kendalikan Inflasi Sumsel

Regional
Pemkot Tangerang Gratiskan Biaya Sekolah di 146 SD-SMP Swasta, Pengamat: Daerah Lain Harus Ikuti

Pemkot Tangerang Gratiskan Biaya Sekolah di 146 SD-SMP Swasta, Pengamat: Daerah Lain Harus Ikuti

Regional
Walkot Bobby Setujui 6 Poin Tuntutan PBB, dari Penolakan Radikalisme hingga Intoleransi Beragama

Walkot Bobby Setujui 6 Poin Tuntutan PBB, dari Penolakan Radikalisme hingga Intoleransi Beragama

Regional
Dukung Majalengka Jadi Pusat Ekonomi, Ridwan Kamil: Kami Siapkan Aerocity dengan Potensi Triliunan Rupiah

Dukung Majalengka Jadi Pusat Ekonomi, Ridwan Kamil: Kami Siapkan Aerocity dengan Potensi Triliunan Rupiah

Regional
Sekdaprov Jabar Sebut Sampah Bisa Dikelola untuk Pengembangan Ekonomi Rakyat

Sekdaprov Jabar Sebut Sampah Bisa Dikelola untuk Pengembangan Ekonomi Rakyat

Regional
Walkot Bobby Minta Revitalisasi Gedung Warenhuis Tak Hilangkan Nilai Sejarah

Walkot Bobby Minta Revitalisasi Gedung Warenhuis Tak Hilangkan Nilai Sejarah

Regional
Gelar Konsolidasi Pengadaan Belanja Negara, Kepala LKPP Hendi: Efisiensi Capai Rp 1,69 Triliun

Gelar Konsolidasi Pengadaan Belanja Negara, Kepala LKPP Hendi: Efisiensi Capai Rp 1,69 Triliun

Regional
Mbak Ita Sebut Fasilitasi Serba Gratis Jadi Kunci Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Kota Semarang

Mbak Ita Sebut Fasilitasi Serba Gratis Jadi Kunci Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Kota Semarang

Regional
Capai Pembangunan Sumsel, Gubernur Herman Deru Manfaatkan Data BPS Jadi Navigasi

Capai Pembangunan Sumsel, Gubernur Herman Deru Manfaatkan Data BPS Jadi Navigasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com