Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soekarno dan Jejak Sang Saka Merah Putih di Pesantren Al Basyariyah, Cianjur

Kompas.com - 18/08/2020, 21:15 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Saat ini, peninggalannya masih ada, seperti dipan untuk tidur, meja dan kursi serta lemari. Semuanya berbahan kayu dan tampak masih terawat dengan baik.

"Ada juga peninggalan surat-suratnya, potret diri dan beberapa lembar foto keluarga Soekarno, masih kami simpan sebagai kenang-kenangan," tutur Rachmat.

Sayang, kondisi rumah itu kini rusak karena sudah dua tahun tak lagi ditempati, sejak penghuni terakhir memutuskan pindah ke rumah baru.

Padahal, oleh pemerintah daerah rumah tersebut pernah dijanjikan akan direnovasi untuk dijadikan museum.

Namun, hingga saat ini rencana tersebut belum terealisasi, dan pelan namun pasti kondisi bangunannya semakin lapuk dimakan usia.

Tahun Ini, Sang Saka tidak turun bukit

Setiap tahun jelang tanggal 17 Agustus, pesantren Cikiruh selalu riuh. 

Betapa tidak, di pesantren ini para anggota paskibraka kecamatan akan dikukuhkan sebelum membawa bendera pusaka untuk diikutsertakan dalam upacara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di alun-alun Sukanagara.

Pasca-upacara, Sang Saka Merah Putih akan dikirab keliling kota kecamatan.

Namun, tahun ini bendera pusaka tak turun bukit. Penyebabnya, pandemi Covid-19 yang meniadakan upacara peringatan HUT kemerdekaan RI digelar sebagaimana lazimnya.

"Terakhir kali bendera ini dikibarkan tahun 1985. Sejak itu, dijadikan sebagai pengiring bendera yang akan dikibarkan pada upacara peringatan HUT kemerdekaan RI," kata Rachmat.

Baca juga: Puan Sebut Pidato Soekarno Ini Relevan untuk Zaman Sekarang

Rachmat dan segenap pewaris bendera pusaka merah putih ini pun telah membulatkan tekad dan berjanji untuk terus menjaganya sebagaimana wasiat KH Ahmad Basyari kepada keturunannya.

“Ini bendera keluarga, mbah berwasiat untuk tidak dibawa kemana-mana. Karena itu, bendera ini akan selamanya berada di sini, di pesantren ini," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com