KOMPAS.com - Potret ketimpangan pembangunan masih sangat dirasakan bagi masyarakat yang tinggal di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bengkayang, Gustian Andiwinata mengatakan, saat berkunjung ke Dusun Sentebang, Desa Sekida, Kecamatan Jagoi Babang, Bengkayang, kondisinya dianggap sangat memprihatinkan.
Jangankan jaringan internet, layanan listrik hingga saat ini juga diketahui belum masuk di daerah tersebut.
Parahnya lagi, kondisi jalan saat musim penghujan tiba membuat masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut semakin terisolasi.
Baca juga: Infrastruktur Buruk, Anak Perbatasan Rentan Putus Sekolah dan Jadi Buruh di Malaysia
Pasalnya, jalanan yang rusak dan berlumpur menjadikannya sulit untuk dilewati.
Meski presiden sudah berulang kali berganti, nyatanya masyarakat di kawasan itu tak merasakan dampaknya secara berarti.
“Kondisi ini sudah berlangsung lama. Akibat akses jalan dari desa ke kota kecamatan tidak bisa dilewati saat musim hujan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bengkayang, Gustian Andiwinata saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/8/2020).
“Masyarakat Sentabeng meminta pemerintah pusat memenuhi janji kampanye Presiden Joko Widodo untuk membangun dari pinggiran,” ungkapnya.