Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Kecamatan Zona Hijau di Jabar Menurun, Tersisa 228

Kompas.com - 18/08/2020, 16:32 WIB
Dendi Ramdhani,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sekretaris Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat Daud Achmad menyebutkan, ada 228 kecamatan yang masuk zona hijau dalam level kewaspadaan Covid-19 di Jabar.

Ia menuturkan, dalam dua pekan lalu terdapat 257 kecamatan yang masuk zona hijau.

Namun, jumlah tersebut menyusut menjadi 228 kecamatan.

Baca juga: Mobil yang Disebut Menghalangi Ambulans Ternyata Tidak Pernah Keluar Garasi

"Sempat ke angka 248, sekarang dari data terakhir ke saya hanya ada 228 kecamatan hijau," ujar Daud dalam konferensi pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (18/8/2020).

Daud menuturkan, data itu merupakan hasil kajian Pemprov Jabar dalam rencana pembukaan sekolah tingkat SMA/SMK di kecamatan level tersebut.

Sementara itu, di 228 kecamatan yang nasuk zona hijau, ada 71 sekolah setingkat SMA yang boleh menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka.

Baca juga: Kronologi Polisi Dibacok Anggota Geng Motor di Cianjur

Puluhan sekolah tersebut telah diverifikasi dengan melihat status zona hijau, sarana prasarana sekolah, tenaga didik yang bebas Covid-19 dan lokasi peserta didik yang berada di zona blank spot internet.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan, dari 71 sekolah tersebut, belum semuanya akan langsung dibuka dan memulai sistem belajar tatap muka.

"Terdiri dari 38 SMA, 28 SMK dan sisanya SLB. Tetapi masih ada beberapa sekolah yang mereka kekurangan indikator, seperti rekomendasi dari gugus tugas setempat. Ada beberapa yang bapak, ibu gurunya belum dilakukan tes PCR," ujar Dedi Supandi.

Baca juga: Kecelakaan Maut, Penumpang Bergelimpangan dan Anjing Berhamburan

Menurut Dedi, jumlah peserta didik tatap muka akan dibatasi.

Izin dari orang tua juga menjadi pertimbangan bagi Disdik untuk memperbolehkan peserta didik melakukan KBM tatap muka.

"Selain itu, KBM juga dilaksanakan 4 jam, dari pukul 07.00  - 11.00 WIB. Kalau masuk jam 07.30 selesai jam 11.30 WIB. Tidak ada istirahat, jalur masuk pun berbeda dengan jalur keluar. Sifatnya masih blended learning, jadi hanya untuk mata pelajaran yang siswa sulit saja kalau belajar daring seperti fisika, kimia, matematika," tutur Dedi.

Menurut Dedi, pihaknya akan melakukan evaluasi tiap dua pekan, agar peta penyebaran Covid-19 bisa terpantau.

"Kita melihat kestabilan dari awal, evaluasinya dua pekan. Kestabilan dari zona kita evaluasi lagi. Kalau terevaluasi seperti itu, kebijakan akan berubah lagi. Bahkan mungkin yang sekarang kondisi tatap muka dari 71 sekolah akan bertambah lagi ke depan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com