Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Ini Meninggal Karena Sakit Ginjal, Keluarga Heran Dibilang Kena Corona

Kompas.com - 16/08/2020, 20:37 WIB
Kontributor Takengon, Iwan Bahagia ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

ACEH, KOMPAS.com - Keluarga Rabumah (52) masih bingung dengan keterangan pihak RS Zainoel Abidin (RSUZA), Banda Aceh. Pasalnya, perempuan ini awalnya meninggal karena sakit ginjal, tapi kemudian dinyatakan positif Covid-19.

Pihak keluarga pun menginginkan kejelasan status almarhumah. 

Rabumah, warga Kampung Kelupak Mata, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah, dinyatakan meninggal pada 13 Agustus 2020 lalu setelah dirawat sejak 25 Juli 2020. Jenazahnya dibawa dengan ambulans yang petugasnya tak pakai APD.

Namun ternyata berita Rabumah sakit Covid-19 sudah menyebar di media online sehingga banyak yang menjaga jarak saat pemakaman Rabumah. Hal itu membuat keluarga Rabumah terkejut dan panik. 

Baca juga: Seminggu Positif Covid-19, Wakil Bupati Way Kanan Akhirnya Meninggal Dunia

"Kami keluarga besar panik. Banyak yang terlihat menjaga jarak dan menghindar setelah mendapatkan berita tersebut," kata Ryan, keponakan Rabumah, kepada Kompas.com saat dihubungi melalui telepon, Jumat (14/8/2020).

Keluarga besar Rabumah pun merasakan kejanggalan dan meminta penjelasan kepada pihak RSUZA soal status Rabumah.

Rabumah masuk RSUZA berdasarkan rujukan RSUD karena sakit ginjal dan butuh cuci darah. Tanggal 2 Agustus, Rabumah di-swab karena ada petugas medis RSUZA yang diduga terpapar corona. Namun hasilnya tak kunjung turun, padahal ia harus segera cuci darah.

Baca juga: Anggota DPRD Tak Percaya Covid-19, Walkot Ambon: Tinggal Saja di Lokasi Karantina

Keluarga merasa mendapat stigma negatif warga

 

Ia kemudian di swab ulang seminggu kemudian. Keluarga belum menerima hasilnya tapi pada 11 Agustus beredar kabar jika Rabumah positif Covid-19. Suami Rabumah sampai meminta ke pihak rumah sakit untuk di-swab jika Rabumah memang benar positif, tapi permintaan itu ditolak pihak RS. 

Lalu tanggal 13 Agustus saat Rabumah dijadwalkan cuci darah, ia meninggal. Ia lalu dibawa dengan ambulans bantuan menuju Takengon, hingga terdengarlah berita Rabumah positif saat keluarga berada di perjalanan. 

Tak terima Rabumah disebut positif corona, enam keluarga Rabumah melakukan rapid test mandiri di Takengon pada 14 Agustus dan hasilnya negatif. 

"Kami sudah mendapatkan stigma negatif dari masyarakat karena informasi dari media yang bersumber dari pemerintah provinsi. Padahal semua test swab terhadap Rabumah belum ada hasilnya dan rapid test mandiri yang kami lakukan hasilnya negatif," kata suami Rabumah, Ibn Thahir, kepada Kompas.com, Jumat. 

"Hingga hari ini kami tidak mendapat bukti secara tertulis bahwa almarhumah positif Covid-19," lanjutnya. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com