Kendati demikian, Okti tetap harus berjuang seorang diri demi kesembuhan putranya.
Suaminya Stefanus Andre Rutyanto telah meninggal dunia sejak 8 tahun lalu.
Belum lagi, Okti harus banting tulang mencukupi kedua anaknya yang lain.
Sementara penghasilan Okti sehari hanya Rp 60.000 per hari dari pekerjaannya sebagai penjaga kantin sekolah di Sedes Sapientiae Semarang.
Tak sampai di situ, kehidupan dirasa semakin berat setelah dihantam pandemi Covid-19.
Sekolahan tempatnya bekerja harus ditutup karena beralih pembelajaran daring.
Kini, Okti tak berpenghasilan. Dia mengaku terpaksa meminjam uang dari saudara untuk memenuhi kebutuhan.
Dengan kondisi tersebut, Okti tetap menguatkan diri dan memberikan motivasi kepada Nando agar semangat menjalani hidup.
"Apapun akan saya lakukan untuk anak saya. Dan semua saya serahkan kepada Tuhan untuk menjaga anak-anak saya," ucap Okti dengan nada haru.
Okti berharap ketika Nando kelak beranjak remaja kondisinya bisa dipasang kaki palsu sehingga bisa beraktivitas layaknya orang normal.
"Nando memang sempat cita-cita jadi tentara. Untuk kondisi saat ini memang tidak mungkin cita-cita itu akan terwujud." ungkapnya.
Terpisah, Kabid Rehabilitasi Sosial Dinsos Kota Semarang, Tri Waluyo mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan berupaya melakukan asemen terkait kondisi Nando untuk menemukan solusi.
Selain itu, pihaknya juga akan menjembatani kepada Dinas Penidikan agar Nando mau bersekolah lagi.
"Tim Dinsos akan melakukan asesmen untuk menemukan solusinya seperti apa. Dan menjembatani agar semangat bersekolah lagi," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.