Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Klaster Sekolah di Tengah Pandemi Covid-19, Salah Siapa?

Kompas.com - 16/08/2020, 12:52 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Klaster sekolah muncul di sejumlah wilayah di Jawa Tengah saat pandemi virus Covid-19, yaitu di Tegal, Pati dan Rembang.

Di salah satu pesantren di Pati, sekitar 35 santri terkonfirmasi positif Covid-19 usai jalani test swab.

Lalu, di Kabupaten Tegal, salah satu siswa dinyatakan positif Covid-19, dan 29 orang di SD Bogares Kidul 02, Kecamatan Pangkah, diduga kontak erat dengan pasien.

Baca juga: Di-swab Setelah Terjaring Razia Masker di Warkop, 2 Warga Kalbar Positif Covid-19

Sementara itu, di Rembang, 11 guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri I Gunem, terinfeksi virus corona.

"Total ada 11 guru positif Covid-19 di SMKN I Gunem dan ini klaster. Meski demikian hingga saat ini 11 guru sudah dinyatakan negatif Covid-19. 11 guru ini sudah diberikan surat keterangan bebas Covid-19," kata Humas Gugus Tugas Percepatan Pembangunan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Rembang, Arief Dwi Sulistya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (14/8/2020).

 

Baca juga: Dari Pemeriksaan Jelang Operasi, 3 Warga Ponorogo Diketahui Positif Covid-19

Menanggapi hal itu, anggota Komisi E DPRD Jateng Yudi Indras Wiendarto, meminta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk menghentikan pembelajaran tatap muka.

Tujuannya, menurut Yudi, untuk menekan penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.

"Dengan munculnya klaster baru penyebaran Covid-19 di sekolah, tak ada pilihan selain menghentikan pembelajaran tatap muka. Jangan sampai anak-anak menjadi korban," kata Anggota Komisi E DPRD Jateng Yudi Indras Wiendarto, Jumat (14/8/).

Zona hijau belum jaminan

Ilustrasi tes Covid-19Shutterstock Ilustrasi tes Covid-19

Menurut Yudi, zona hijau belum tentu menjadi jaminan virus corona tidak menular. Apalagi penerapan protokol kesehatan di wilayah tersebut tidak ketat.

Sementara itu, menurut Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito atau akrab disapa Wiku, munculnya klaster sekolah diduga karena ada syarat-syarat protokol yang belum dijalankan dengan baik.

"Apabila terjadi klaster atau kasus baru di dalam sekolah, itu tentunya terkait dengan proses pembukaan yang mungkin belum sempurna dalam melakukan simulasinya," kata Wiku dalam keterangan pers daring dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (13/8/2020).

Wiku pun menegaskan, proses pembukaan sekolah tatap muka oleh Pemerintah Daerah harus dilakukan secara bertahap melalui sejumlah proses.

Baca juga: Seminggu Positif Covid-19, Wakil Bupati Way Kanan Akhirnya Meninggal Dunia

 

Proses tersebut mulai dari prakondisi hingga menentukan waktu yang tepat kapan sekolah sebaiknya dibuka.

Kemudian prioritas menentukan mana sekolah yang harus dibuka dahulu dan mana yang belum boleh dibuka.

Lalu, harus ada konsultasi dan koordinasi antara satgas daerah dan satgas pusat.

Terakhir, monitoring dan evaluasi juga harus terus dilakukan selama proses pembelajaran tatap muka.

 

Sejumlah klaster sekolah di Indonesia

Ilustrasi virus corona, vaksin virus coronaShutterstock Ilustrasi virus corona, vaksin virus corona

Seperti dilansir dari Tribunnews.com, berikut sejumlah klaster sekolah yang dilaporkan oleh akun @laporcovid:

1. Klaster Sekolah Tulungagung

Seorang siswa berusia 9 tahun, warga Kec. Pagerwojo, tertular dari ayahnya yang reaktif dan menulari 5 siswa dan 2 guru.

2. Klaster Sekolah Lumajang

Seorang guru SD dalam Program Guru Sambang, sejak 28/7/2020, terkonfirmasi positif Covid-19 pada Senin (10/8/2020).  Berpotensi menulari beberapa siswa di kelompok belajar di rumah.

3. Klaster Sekolah Kalimantan Barat Sebanyak 14 siswa dan 8 guru di Provinsi Kalbar terkonfirmasi positif Covid-19. Berikut rinciannya:

a. SMA 1 Ketapang

b. SMA 1 Ngabang

c. SMA 1 Pontianak

d. SMPN 1 Pontianak

e. SMAN 2

f. SMAN 3

 

4. Klaster Sekolah Tegal Siswa SD dari Kec Pangkah, Tegal, tertular dari kakeknya, dan potensial menulari guru dan teman sekelasnya yg sempat mengikuti KBM) tatap muka di sekolah.

5. Klaster Sekolah Cilegon

Seorang siswa SMPN 7 Cilegon positif Covid-19 saat masa uji coba KBM tatap muka di 53 sekolah, mulai 3 Agustus 2020.

Mulai 5 Agustus 2020 kebijakan itu dibatalkan Dinas Pendidikan Cilegon.

6. Klaster Sekolah Sumedang

Pelajar (6 th) Kec Situraja dan pelajar (9 th) dari Kec Sumedang Utara tertular pedagang Pasar Situraja, saat perjalanan ke/dari sekolah.

 

7. Klaster Sekolah Pati

Sebanyak 26 santri Pondok Pesantren di Kajen, Kec Margoyoso, Pati dinyatakan positif Covid-19 dan Ponpes itu harus di-lockdown.

Baca juga: Tatanan Hidup Baru Diduga Jadi sebab Munculnya Klaster Perkantoran di Kalsel

8. Klaster Sekolah Balikpapan

Teridentifikasi dari seorang guru yang positif Covid-19 dan diduga menulari 28 guru sertapegawai sekolah, di 1 SD dan 1 SMP, termasuk batita perempuan (2 th), per 6/8. Lalu, 4 hari kemudian menulari 17 org lagi.

9. Klaster Sekolah Rembang

Seorang guru SMKN 1 Gunem di Kec Gunem dinyatakan positif Covid-19 di awal bulan. Menulari 10 guru lain di sekolah yg sama, per 7/8/2020.

 

Soal belajar daring

Menurut Yudi, yang juga politisi dari Gerindra di Jawa Tengah, pembelajaran daring masih menjadi solusi terbaik. 

Namun, dirinya berharap ada kebijakan dan solusi bagi para siswa yang memiliki kendala untuk melakukan pembelajaran daring.

“Dengan catatan, ada terobosan dan inovasi kebijakan. Hal itu wajib, jika melihat proses pembelajaran daring di berbagai daerah di Jateng,” kata Yudi.

Sebelumnya, pihaknya telah mengusulkan masing-masing siswa memperoleh gadget dan gratis kuota internet. Setelah dikalkulasi, dana BOS mampu mencukupi kebutuhan tersebut.

“Artinya, mencukupi. Misalnya, jika sebelumnya seragam sekolah ditanggung pemerintah maka saat ini bisa saja dialihkan dulu untuk sarpras tadi (gadget). Program-program lain yang dirasa bisa dialihkan, seperti boarding school dan pengadaan komputer bisa dialihkan dulu,” katanya.

(Penulis: Penulis : Kontributor Semarang, Riska Farasonalia, Ihsanuddin | Editor: Bayu Galih, Dony Aprian)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com