Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Lengkap Mumtaz Rais: Memang Ada Kesalahpahaman dengan Pak Nawawi

Kompas.com - 16/08/2020, 06:27 WIB
Wijaya Kusuma,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Putra Amien Rais, Ahmad Mumtaz Rais angkat bicara terkait keributan yang dialaminya di pesawat beberapa waktu lalu.

Mumtaz mengatakan, perdebatan dengan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango terjadi karena kesalahpahaman.

Putra Amien Rais ini juga membantah membentak pramugari.

"Soal berita yang sudah beredar di beberapa media online mengenai isi yang mana saya ditegur lebih dari dua kali, terus saya membentak dan marah-marah, itu jelas salah," ujar Ahmad Mumtaz Rais saat dihubungi, Sabtu (15/08/2020).

Menurut Mumtaz, pembicaraan antara dirinya dan awak kabin pesawat berjalan dengan baik.

Para awak kabin bersikap sopan kepadanya. Ia pun mengapresiasi sikap pramugari itu.

Baca juga: Secara Khusus, Mumtaz Rais Minta Maaf ke Nawawi Pomolango

"Jadi tidak ada itu marah-marah antara saya dengan awak kabin. Memang ada kesalahpahaman antara Bapak Nawawi sama saya, jadi ini personal antara penumpang dengan penumpang, kebetulan memang persoalan telepon itu," ungkapnya.

Mumtaz menjelaskan, pramugari mendatanginya yang sedang menelepon saat pesawat sedang mengisi bahan bakar, bukan boarding.

Pramugari itu menyarankan Mumtaz pindah ke bagian depan agar mendapatkan sinyal yang lebih baik.

"Itu lagi refeuling, bukan boarding ya itu harus dikoreksi, jadi kalau telepon boleh gitu lho. Kalau mau lebih jelas, malah ke depan saja, begitu kata beliau (pramugari)," jelasnya.

Kebetulan, percakapan Mumtaz lewat telepon hampir selesai. Ia pun langsung mengakhiri panggilan telepon itu.

Mumtaz tak menyalahkan Nawawi yang menegurnya saat itu. Mungkin, Nawawi tak mendengar secara jelas percakapannya dengan pramugari.

"Mungkin Beliau punya tebak-tebakan ya kalau saya dengan pramugari itu lagi eyel-eyelan. Padahal pramugari itu justru menyarankan untuk telepon di depan lebih jelas suaranya," ungkapnya.

 

Hal itu memungkinkan terjadi karena jarak antara dirinya dan Nawawi cukup jauh. Nawawi duduk di dekat jenderal sebelah kanan dan dirinya di dekat jendela sebelah kiri.

"Tetapi pada intinya saya yang lebih muda, sungguh menghormati Pak Nawawi sebagai senior. Artinya mungkin harus dengan kejadian seperti ini maka kita akhirnya harus saling kenal," ucapnya.

Mumtaz mengaku mendapatkan hikmah di balik perdebatannya dengan Nawawi.

"Itu pun sebenarnya blessing in disguise, hikmah di balik peristiwa. Kalau tanpa kejadian ini itu, mana mungkin bisa kenal dan kalau tak kenal maka tak sayang, begitu," ujarnya.

Tak saling kenal

Saat insiden itu terjadi, Mumtaz tak mengenali Nawawi yang mengenakan masker. Mumtaz juga mengenakan masker dan kacamata.

Baca juga: Nawawi Tegur Mumtaz Rais sebagai Sesama Penumpang, KPK: Iktikad Baik Direspons Negatif

Sehingga, keduanya tak saling kenal.

"Alhamdulilah saya dengan Pak Nawawi luar biasa di antara kita saling menghargai kemudian saling menghormati, yang pasti saya menaruh hormat terhadap beliau karena bagimanapun beliau senior dan saya lebih muda, tadi juga sudah berkirim sapa," tegasnya.

Menurutnya, perdebatan antara dirinya dan Nawawi tak perlu dibesar-besarkan. Sebab, masalah itu hanya salah paham biasa.

"Sebenarnya kasus ini remeh temeh, nggak gede-gede amat, tapi memang karena bintangnya Mumtaz, maka jadi viral. Sesungguhnya kasus ini tidak perlu dibesar-besarkan bahkan bisa dianggap remeh-temeh karena tidak ada permasalahan antara penumpang dengan maskapai," jelasnya.

Mumtaz dan Nawawi sempat menghadirkan para awak kabin untuk meluruskan kesalahpahaman itu. Awak kabin merasa tak enak melihat Mumtaz dan Nawawi bersitegang.

"Malah pramugari itu memberikan nasi ayam kepada saya dan Pak Nawawi, mungkin pihak maskapai beranggapan sudah selesai," tuturnya.

 

Mumtaz mengakui suaranya sangat keras saat menelepon. Ia menduga hal itu mengganggu Nawawi dan penumpang lain.

"Mungkin mengganggu beliau atau gimana, saya memaklumi kalau itu karena saya ditakdirkan dengan suara yang agak kencang," ungkapnya.

Masalah selesai

Mumtaz mengatakan, kesalahpahaman tersebut sudah selesai. Sebab awak kabin juga tidak mempermasalahkan insiden itu.

"Mungkin bentuk laporan, Beliau mungkin terganggu. Saya pikir, ketika sudah saling turun pesawat itu ya sudah selesai, patokannya kan awak kabin kan, awak kabin tidak ada yang tersinggung, tidak merasa disakiti, nggak ada, malah justru baik banget, bisa dicek langsung itu," ucapnya.

Baca juga: Polisi Tangkap 3 Pengedar Sabu, Salah Satu Pelaku Masih SMA

Mumtaz Rais mengaku belum mengetahui apakah ada laporan ke polisi terkait peristiwa tersebut. Namun, Mumtaz yakin kesalahpahaman yang terjadi bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

Mumtaz sudah menghubungi Nawawi sehari setelah insiden di pesawat tersebut. Saat itu, dirinya yang mengawali komunikasi karena lebih muda.

"Beliau itu pribadi yang sangat teduh, yang pastinya saya yang muda menyapa beliau duluan, bukan hanya maaf-maafan malah sudah ngobrol-ngobrol yang lain, artinya sudah cair," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com