KUPANG, KOMPAS.com - Budayawan dan juga Antropolog NTT Pater Gregor Neonbasu SVD menilai, pemakaian baju adat Kabupaten Sabu Raijua, oleh Presiden Joko Widodo merupakan bentuk penghormatan terhadap budaya NTT.
Jokowi sebelumnya mengenakan baju adat itu dalam pelaksanaan Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020) pagi.
"Secara kasat mata, sebagai respek seorang Kepala Negara terhadap butir budaya NTT, dalam hal ini Sabu Raijua," ujar Gregor kepada Kompas.com, melalui pesan tertulis, Jumat malam.
Pada sisi lain, lanjut dia, ini merupakan momentum pariwisata yang sangat menarik, karena Kepala Negara memberi isyarat bahwa pakaian Sabu Raijua juga pantas digelar di atas pentas yang lebih luas.
Artinya, kata Dosen FISIP Universitas Katolik Widya Mandira Kupang itu, tidak saja sebatas kawasan Sabu atau NTT saja.
Peristiwa ini, sebut Gregor, menjadi pratanda yang menarik bagi setiap warga negara untuk semakin mencintai butir-butir budaya dan hasil kreativitas masyarakat.
Gregor menuturkan, dengan demikian, momen ini menjadi dasar bagi warga masyarakat untuk saling menghargai budaya lokal.
"Dalam arti jika Presiden mengenakan pakaian adat Sabu, maka itu berarti Bapak Presiden menghargai budaya Sabu," ujar dia.
Baca juga: Terima Kasih Pak Jokowi Telah Mengenakan Pakaian Adat Sabu Raijua
Gregor berharap dari momentum itu di antara masyarakat Indonesia khsususnya NTT, harus melakukan hal yang sama, yakni saling menghargai satu sama lain termasuk butir budaya.
"Sebagai orang NTT saya sendiri sangat kagum dan bangga, Bapak Presiden mengenakan pakaian Sabu. Beliau mencintai Masyarakat NTT dan budayanya. Terima kasih Bapak Presiden," tutup dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.