Diberitakan sebelumnya, Vea mendapatkan penolakan meneruskan pendidikan di Sekolah Dasar.
Bahkan ibunda Vea, Adin Puji Utami sempat menangis meminta sekolah menerima putrinya.
"Saya pernah memohon-mohon dan menangis supaya bisa masuk SD, tapi tetap tak diterima. Mau diperiksakan untuk terapi, tapi kami tak punya biaya. Kasihan Vea. Semoga ada dermawan yang mau membantu," ungkap Adin.
Sekolah umum menyarankan Vea melanjutkan pendidikan ke Sekolah Luar Biasa (SLB).
"Anak saya itu hanya cacat tulangnya, namun untuk otak dan mentalnya alhamdulillah normal. Namun kenapa sekolah umum ditolak. Kami tolak tawaran ke SLB," kata Adin.
Baca juga: Nestapa Penyandang Disabilitas yang Tak Terima Bantuan Pemerintah, Hidup dari Belas Kasih Tetangga
Vea rupanya mengalami kelainan fisik pada tulang kaki.
Jangankan untuk berjalan, berdiri saja Vea tak mampu.
Gadis kecil itu baru bisa mengangkat punggung dan duduk di usia delapan tahun.
Sedagkan orangtuanya, Adin dan Gimin tak memiliki biaya mengobati Vea.
Meski harus menggunakan kursi roda, kata Adin, putrinya termasuk anak yang pintar ketika bersekolah di Taman Kanak-Kanak.
"Semangatnya tinggi dan terhitung pintar. Membaca, menghitung dan menulis lancar. Jadi materi pelajaran mudah dipahaminya," tutur Adin.
Baca juga: Pemerintah Terus Berupaya Hilangkan Stigma Negatif terhadap Penyandang Disabilitas