Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Disuntik Calon Vaksin Covid-19, Pengemudi Ojek: Ngantuk Tak Tertahan

Kompas.com - 14/08/2020, 14:25 WIB
Pythag Kurniati

Editor

 

KOMPAS.com- Merasa pekerjaannya berisiko tinggi terpapar Covid-19, seorang pengemudi ojek di Kabupaten Bandung bernama Fadly (32) memutuskan menjadi relawan uji vaksin Covid-19.

Fadly telah disuntik calon vaksin Covid-19 sejak Selasa (11/8/2020) lalu. Di hari itu, uji klinis calon vaksin Covid-19 buatan Sinovac memang telah mulai diuji coba kepada relawan.

Usai disuntik, Fadly tidak merasakan efek samping yang signifikan. Namun, ia merasa sangat mengantuk dan lapar.

"Pas pertama (disuntikkan) ngantuk banget, saya kira saya jarang tidur, tapi ngantuknya enggak bisa ditahan," ujar dia.

"Pas bangun, enak ke badan dan nafsu makan tinggi," lanjut Fadly.

Baca juga: Cerita Pengemudi Ojol, Sekeluarga Jadi Relawan Uji Vaksin Covid-19

Suhu badan naik, masih wajar

Ilustrasi vaksinasiSHUTTERSTOCK/Africa Studio Ilustrasi vaksinasi
Fadly juga mengalami kenaikan suhu tubuh usai penyuntikan calon vaksin Covid-19.

Namun, kenaikan masih dalam tahap kewajaran.

"Bukan demam sih, tapi agak panas badan. Tapi wajar, saya juga lihat kartu catatan harian kan ada tingkatannya. Kalau bahaya itu suhu badan di atas 39 derajat," tutur Fadly.

Ia mengaku akan mendapatkan suntikan kedua sekitar sepekan lagi.

Baca juga: 21 Relawan yang Disuntik Vaksin Covid-19 Mengalami Reaksi Ringan

Ilustrasi vaksin Covid-19, vaksin virus coronaShutterstock Ilustrasi vaksin Covid-19, vaksin virus corona

Penyuntikan vaksin dilakukan dua kali.

Setelah penyuntikan pertama pada Selasa (11/8/2020) lalu, Fadly akan kembali disuntik pada Senin (24/8/2020) mendatang.

Usai disuntik, kondisinya akan dipantau hingga enam bulan setelah penyuntikan.

"Total penyuntikan ada dua kali. Nanti ada lima tahapan pemantauan, tahapan terakhir pemeriksaan enam bulan mendatang," tutur Fadly.

Baca juga: Pengemudi Ojol Cerita soal Efek Setelah Disuntik Vaksin Covid-19

Ada pantangan konsumsi obat

Ilustrasi obat Shutterstock Ilustrasi obat
Setelah menjalani penyuntikan, ada beberapa pantangan yang tidak boleh dilakukan Fadly.

Antara lain mengonsumsi beberapa jenis obat lantaran hal tersebut bisa menurunkan imun.

"Pantangannya ada, yang saya ingat salah satu jenis obat enggak boleh dimakan, karena bisa menurunkan imun," kata dia.

Meski demikian, dia mengaku penyuntikan tak mengganggu aktivitas kerjanya.

"Tapi aktivitas lain boleh, bahkan setelah divaksin saya ngojeg lagi," ujar dia.

Baca juga: Pariwisata Bisa Bangkit Lebih Baik Setelah Vaksin Ditemukan

 

IlustrasiThinkstockphotos.com Ilustrasi
Alasan menjadi relawan, pekerjaan berisiko tinggi, tak ingin susahkan keluarga

Fadly mengemukakan, sebagai pengemudi ojek ia harus bertemu dengan banyak orang di luar.

Pekerjaannya memiliki risiko tinggi terpapar.

"Alasan paling besar buat saya sama keluarga. Saya kerja driver online, risiko terpapar lumayan besar. Kalau ada vaksin pasti ikut, karena saya enggak mau bawa virus ke rumah, apalagi ada tiga anak masih kecil-kecil," kata pria yang berdomisili di daerah Kopo, Kabupaten Bandung itu.

Tak hanya dirinya, enam anggota keluarga Fadly pun ikut serta menjadi relawan.

"Istri, kakak, Mama, adik ipar dan dua saudara lainnya ikut jadi relawan," kata Fadly

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani | Editor : Abba Gabrillin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com