Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Generasi Muda Cianjur Melawan Covid-19 Melalui Mural

Kompas.com - 14/08/2020, 07:24 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com - Sekelompok pelajar dan mahasiswa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, melakukan langkah kreatif dalam mengampanyekan perang melawan Covid-19.

Mereka yang tergabung dalam komunitas Kariprak dan Indie Toxic itu menghiasi sudut-sudut kota Cianjur dengan lukisan dan mural.

Dinding, tembok dan pintu pertokoan seperti di ruas jalan Hos Cokroaminoto yang awalnya penuh dengan coretan vandalisme, kini dihiasi gambar-gambar penuh warna dan sarat makna.

Baca juga: Cerita Dosen Unpad Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19

Banyak tema yang dituangkan dalam karya street art ini, mulai dari ajakan mengenakan masker, jaga jarak, hingga pesan-pesan moral untuk tetap berpikir positif di tengah kondisi wabah saat ini.

"Tak hanya soal Covid-19, kita juga menghadirkan tema lain, seperti kritik sosial, isu lingkungan hidup, tema karakter, dan lainnya," kata Tedi Septiadi, seorang seniman kepada Kompas.com, Kamis (13/8/2020).

Baca juga: 21 Relawan yang Disuntik Vaksin Covid-19 Mengalami Reaksi Ringan

Ia berharap, pesan yang disampaikan lewat mural ini bisa memberikan energi positif bagi siapapun yang melihatnya.

“Seperti gambar perempuan bermasker ini. Selain fungsi masker sebagai protokol kesehatan, juga bisa menjadi pelengkap mode atau tren berbusana,” ujar dia.

Generasi muda di Cianjur, Jawa Barat, mengampanyekan bahaya Covid-19 lewat karya street art mural di kawasan pertokoan.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Generasi muda di Cianjur, Jawa Barat, mengampanyekan bahaya Covid-19 lewat karya street art mural di kawasan pertokoan.
Dipilihnya mural sebagai media untuk menyampaikan pesan, karena dinilai efektif dan bisa dilihat dengan mudah oleh masyarakat.

Selain itu, juga sebagai wujud nyata untuk turut membantu menghias wajah kota,

“Namun, sebelumnya kita tentu minta izin dulu sama yang punya toko, dan ternyata mereka sangat respons sekali, mendukung. Bahkan tak sedikit yang menghidangkan suguhan,” ucap Tedi.

Melawan vandalisme

Sementara itu, salah satu seniman lainnya Andika Gustami menilai, aksi vandalisme di Cianjur marak dan kronis, sehingga apa yang dikerjakannya bersama komunitas sebagai bentuk perlawanan lewat karya seni.

“Saya harap dengan mural bisa memperindah suasana Cianjur. Ada rasa memiliki untuk turut bersama-sama menjaga lingkungan,” ujar dia.

Selama proses pengerjaannya, ia mengaku tidak mendapat kesulitan berarti. Apalagi gambar yang akan dituangkan ke dinding tembok itu sudah dikonsep dan dirancang terlebih dahulu.

"Namun, karena dikerjakan di ruangan terbuka di tengah lalu lalang orang-orang, jadinya perlu ekstra konsentrasi,” kata Dika.

Sebelum melukis, tembok dibersihkan terlebih dahulu, untuk kemudian diberi warna dasar sebagai latar.

Setelah warna latar kering, selanjutnya membuat pola gambar menggunakan pensil.

Adapun warna-warna yang dipilih biasanya yang kontras, seperti hitam, merah, kuning dan biru.

“Semoga pandemi Covid-19 bisa segera berakhir sebagaimana asa yang kami tuangkan dalam gambar-gambar ini,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com