CIANJUR, KOMPAS.com - Sekelompok pelajar dan mahasiswa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, melakukan langkah kreatif dalam mengampanyekan perang melawan Covid-19.
Mereka yang tergabung dalam komunitas Kariprak dan Indie Toxic itu menghiasi sudut-sudut kota Cianjur dengan lukisan dan mural.
Dinding, tembok dan pintu pertokoan seperti di ruas jalan Hos Cokroaminoto yang awalnya penuh dengan coretan vandalisme, kini dihiasi gambar-gambar penuh warna dan sarat makna.
Baca juga: Cerita Dosen Unpad Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19
Banyak tema yang dituangkan dalam karya street art ini, mulai dari ajakan mengenakan masker, jaga jarak, hingga pesan-pesan moral untuk tetap berpikir positif di tengah kondisi wabah saat ini.
"Tak hanya soal Covid-19, kita juga menghadirkan tema lain, seperti kritik sosial, isu lingkungan hidup, tema karakter, dan lainnya," kata Tedi Septiadi, seorang seniman kepada Kompas.com, Kamis (13/8/2020).
Baca juga: 21 Relawan yang Disuntik Vaksin Covid-19 Mengalami Reaksi Ringan
Ia berharap, pesan yang disampaikan lewat mural ini bisa memberikan energi positif bagi siapapun yang melihatnya.
“Seperti gambar perempuan bermasker ini. Selain fungsi masker sebagai protokol kesehatan, juga bisa menjadi pelengkap mode atau tren berbusana,” ujar dia.
Selain itu, juga sebagai wujud nyata untuk turut membantu menghias wajah kota,
“Namun, sebelumnya kita tentu minta izin dulu sama yang punya toko, dan ternyata mereka sangat respons sekali, mendukung. Bahkan tak sedikit yang menghidangkan suguhan,” ucap Tedi.
Melawan vandalisme
Sementara itu, salah satu seniman lainnya Andika Gustami menilai, aksi vandalisme di Cianjur marak dan kronis, sehingga apa yang dikerjakannya bersama komunitas sebagai bentuk perlawanan lewat karya seni.
“Saya harap dengan mural bisa memperindah suasana Cianjur. Ada rasa memiliki untuk turut bersama-sama menjaga lingkungan,” ujar dia.
Selama proses pengerjaannya, ia mengaku tidak mendapat kesulitan berarti. Apalagi gambar yang akan dituangkan ke dinding tembok itu sudah dikonsep dan dirancang terlebih dahulu.
"Namun, karena dikerjakan di ruangan terbuka di tengah lalu lalang orang-orang, jadinya perlu ekstra konsentrasi,” kata Dika.
Sebelum melukis, tembok dibersihkan terlebih dahulu, untuk kemudian diberi warna dasar sebagai latar.
Setelah warna latar kering, selanjutnya membuat pola gambar menggunakan pensil.
Adapun warna-warna yang dipilih biasanya yang kontras, seperti hitam, merah, kuning dan biru.
“Semoga pandemi Covid-19 bisa segera berakhir sebagaimana asa yang kami tuangkan dalam gambar-gambar ini,” ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.