Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral PKL Menangis Mengaku Diancam Istri Wakapolda Sumsel, Ini Duduk Perkaranya

Kompas.com - 13/08/2020, 17:32 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

PALEMBANG, KOMPAS.com - Rekaman video seorang perempuan yang mengaku pedagang kaki lima (PKL) di Pasar 16 Ilir Palembang, yang mengaku diancam istri Wakapolda Sumatera Selatan, viral di kanal YouTube "Now Sumsel".

Dalam video yang berdurasi 14 menit 39 detik itu, perempuan tersebut mengaku bernama Evitasari (28).

Evitasari menyebutkan, dia tak bisa lagi berdagang di Pasar 16 Ilir Palembang lantaran dia menegur seorang wanita yang mengaku sebagai istri Wakapolda Sumatera Selatan (Sumsel).

Baca juga: Pengakuan Evitasari, PKL yang Menangis Diancam Istri Wakapolda Sumsel

Dalam rekaman video tersebut, Evitasari menjelaskan, kejadian itu bermula saat ada seorang ibu yang parkir mobil di tempatnya berdagang.

Dia pun menegur ibu tersebut agar tidak parkir di sana karena akan digunakan untuk berjualan. Menurut cerita Evitasari, sang ibu itu berjanji untuk tidak lama-lama parkir.

Baca juga: Heboh Awan Gelombang Tsunami di Meulaboh, BMKG: Bisa Timbulkan Angin Kencang dan Hujan Es

Marah ditegur lama parkir 

Baca juga: Viral Video PKL Menangis Diancam Istri Wakapolda Sumsel, Polisi Selidiki Pengunggahnya ke YouTube

Namun, ibu tersebut baru kembali satu jam kemudian. Akibatnya, Evitasari menjadi terlambat untuk berjualan. Evitasari pun protes ke si ibu tersebut.

"Terus ibu itu tidak terima saya tegur, langsung dia jawab. Saya ini istrinya Wakapolda, berani kamu menegur saya. Kamu tidak tahu berurusan dengan siapa?"

"Saya tidak tahu ibu itu siapa," ujar Evitasari dalam video.

Kemudian, Evitasari mengaku, ibu tersebut langsung mengambil fotonya dan mengancam bahwa dia tak akan lagi bisa berdagang di Pasar 16 Ilir.

"Saya pastikan kamu enggak akan bisa jualan lagi di Pasar 16 Ilir ini lagi. Saya pastikan kamu enggak akan terlihat lagi di pasar ini. Lalu ibu itu foto wajah saya. Terus saya jawab, 'Salah saya apa? Kenapa saya tidak bisa jualan di sini?'" kata Evitasari sembari menangis menceritakan kejadian yang menimpanya. 

Baca juga: 75 Tahun Merdeka, Desa Kami Belum Masuk Listrik, Anak-anak Belajar Pakai Lampu Teplok...

 

Sudah mencoba minta maaf

Setelah ibu yang mengaku istri Wakapolda Sumsel itu pergi, Evitasari mencoba membuka dagangannya, tetapi ia dan suaminya mendadak didatangi preman pasar. 

Preman pasar tersebut menyarankannya untuk tidak berjualan dulu karena yang ditegur adalah istri Wakapolda Sumsel dan anaknya besan Herman Deru (Gubernur Sumsel). Ia juga menyarankan agar Evitasari dan suaminya ikut dia untuk "sowan" ke rumah sang ibu untuk meminta maaf. 

Evitasari dan suaminya menuruti saran tersebut dan datang ke rumah sang ibu di Makrayu. Di sana, mereka bertemu sang ibu, tetapi ibu tersebut enggan memaafkan Evitasari. 

"Enggak ada maaf-maaf, saya pastikan kamu tidak bisa jualan lagi di Pasar 16 itu. Peganglah omongan saya. Ibu itu ngomong begitu. Sudah tidak lama dari situ, saya nangis. Kata suami saya, 'Ya sudah, kita sudah ada iktikad baik mau minta maaf. Kita sudah menjemput, tapi ditolak mentah-mentah oleh ibu itu'," ujarnya.

Baca juga: Ini Efek Samping Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari China Saat Disuntikkan ke Relawan

Tidak bisa jualan

Usai permintaan maafnya ditolak, Evitasari tetap berdagang, tetapi selalu ditutup lantaran didatangi preman dan Satpol PP. 

"Ada datang Pol PP dari provinsi. Dia menyuruh saya harus tutup sekarang juga karena saya sudah menegur istrinya Wakapolda Palembang (maksudnya Wakapolda Sumsel). Saya tidak bisa ngomong apa-apa lagi, saya tidak mengerti, saya diancam, kalau enggak tutup saya akan di-LP-kan," ujarnya. 

"Saya enggak tahu saya harus gimana. Terus warung saya disuruhnya tutup, sedangkan yang lainnya enggak ada yang tutup. Cuma saya sendiri, mereka semua mengancam saya tidak boleh lagi jualan di Pasar 16 itu, tidak boleh lagi terlihat di Pasar 16 karena saya sudah berani menegur istri Wakapolda Palembang (maksudnya Wakapolda Sumsel)," ungkap Evitasari sembari menangis tersedu-sedu.

Baca juga: Video Viral Pria Diduga ODGJ Diseret dari Pesawat, Bagaimana Bisa Terobos Masuk Bandara Lampung?

Penjelasan polisi: video lama tahun 2012 kembali viral

Terkait kejadian tersebut, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumatera Selatan Kombes Supriadi angkat bicara.

Menurut dia, video tersebut telah lama dibuat oleh Evitasari.

Kasus ini sendiri tidak ada kaitannya dengan istri Wakapolda Sumsel saat ini yakni Brigjen Pol Rudi Setiawan. 

Sementara istri Wakapolda Sumsel yang dimaksud Evitasari dalam videonya adalah istri Wakapolda Sumsel yang menjabat tahun 2012. 

"Kasus ini tidak ada kaitannya dengan Ibu Wakapolda sekarang (Wakapolda Sumsel sekarang adalah Brigjen Pol Rudi Setiawan). Permasalahannya dengan Ibu Wakapolda (maksudnya istri mantan Wakapolda Sumsel) tahun 2012 lalu dan masalahnya sudah selesai," kata Supriadi saat memberikan keterangan pers mengenai video viral tersebut kepada wartawan, Kamis (13/8/2020). 

Supriadi menjelaskan, dua hari setelah kejadian antara Evitasari dan istri Wakapolda Sumsel tersebut telah berdamai.

Bahkan, Evitasari telah kembali berdagang bakso seperti sebelumnya di Pasar 16 Ilir.

Namun, ternyata akun YouTube bernama "Now Sumsel" baru-baru ini kembali mengunggah video tersebut hingga akhirnya kembali viral.

"Dua hari setelah kejadian, Ibu Evitasari sebenarnya sudah minta videonya dihapus. Namun, di-upload lagi," katanya. 

"Atas kejadian ini, Ibu Evitasari telah membuat laporan di Polrestabes Palembang," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com