Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Berkabung, Petugas Kesulitan Tracing Warga yang Rebut Jenazah Covid-19

Kompas.com - 13/08/2020, 16:27 WIB
Andi Hartik,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Tim Satgas Covid-19 Kota Malang kesulitan melakukan tracing dalam kasus pengambilan paksa jenazah di Rumah Sakit Tentara (RST) Soepraoen pada SAbtu (8/8/2020).

Tim kesulitan karena pihak keluarga masih berkabung atas meninggalnya pasien probable Covid-19 berinisial BB tersebut.

"Kondisinya belum kondusif di keluarga. Jadi situasi guncangan, situasi tekanan-tekanan jiwa itu masih ada, dari ekspresinya. Sehingga kami tidak bisa untuk melakukan 3T (tracing, testing, treatment) itu," kata Humas Satgas Covid-19 Kota Malang Husnul Mu'arif di Kantor Dinas Kesehatan Kota Malang, Kamis (13/8/2020).

Husnul mengatakan, 3T wajib dilakukan kepada masyarakat yang melakukan kontak dengan pasien Covid-19.

Sejauh ini, petugas di lapangan terus berupaya melakukan tracing. Mereka terdiri dari petugas Puskesmas Kedung Kandang, Kecamatan Kedung Kandang, Polsek Kedung Kandang, dan Koramil Kedung Kandang.

Baca juga: Gara-gara Rebutan Sebatang Pohon Asam, Kakek Ini Tewas Dibacok Pakai Parang

Sebab, jenazah pasien berinisial BB itu merupakan warga Kelurahan Buring, Kedung Kandang.

"Karena tidak memungkinkan, maka sifat kami pertama adalah persuasif untuk melakukan silaturahim, tentu didampingi oleh perangkat setempat. Ada RT dan RW juga dari beberapa aparat ya, dari Babinsa dan Bhabinkamtibmas," jelasnya.

Sudah dua kali mendatangi keluarga

Husnul mengatakan, petugas di lapangan telah dua kali mendatangi keluarga alamarhum BB. Upaya persuasif terus dilakukan petugas.

Husnul berharap, tracing dapat dilakukan di internal keluarga pasien dalam waktu dekat.

Meski begitu, tracing tak cuma dilakukan terhadap keluarga pasien saja. Tapi, juga seluruh masyarakat yang melakukan kontak dengan pasien meninggal tersebut.

 

Termasuk masyarakat yang ikut mengambil paksa jenazah dari tangan petugas medis.

"Tracing-nya tentu nanti akan kita lakukan kepada siapa-siapa yang pernah melakukan kontak atau hubungan dengan almarhum pada saat berada di perawatan di RST, maupun pada saat perawatan jenazah di RSUD Saiful Anwar, maupun pemakaman di TPU Buring," jelasnya.

Menurut Husnul, pengambilan paksa jenazah yang terjadi di RST Soepraoen tak dilakukan keluarga inti.

"Kita dapat informasi bahwa yang melakukan itu (perebutan), yang kontak-kontak dengan jenazah yang mau di pemulasaraan itu adalah adiknya, bukan keluarga inti. Kalau keluarga inti ada istri, ada anaknya, justru tidak melakukan itu," jelasnya.

Baca juga: Penjemputan Paksa Jenazah Covid-19, Wali Kota Malang Kumpulkan Tokoh Agama

Sampai saat ini, hasil tes swab pasien berinisial BB itu belum keluar.

Sebelumnya, insiden pengambilan paksa jenazah pasien berstatus probable Covid-19 terjadi di RST Soepraoen. Sejumlah warga mengambil kantong jenazah dari petugas medis.

Dalam video amatir yang beredar, terlihat seorang warga mencium jenazah tersebut. Aksi itu berhasil digagalkan tim medis dan petugas keamanan.

Jenazah itu dimakamkan menggunakan standar pemulasaraan pasien Covid-19.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com