Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sejak Ada Corona, Pedagang Menderita Semua"

Kompas.com - 13/08/2020, 15:51 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pasar Wage Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah ditutup selama tiga hari sejak Selasa (14/6/2020). Penutupan dilakukan setelah lima pedagang terkonfirmasi positif Covid-19.

Pasar kembali dibuka dan dilakukan penyemprotan disinfektan saat pedagang kosong.

Dari hasil tracing lima pasien tesebut, diketahui ada 16 pedagang Pasar Wage yang dinyatakan positif Covid-19.

Namun aktivitas Pasar Wage tetap dibuka. Petugas terus melakukan penyemprotan saat pasar kosong untuk mencegah penyebaran virus corona.

Baca juga: Sepi Pembeli akibat Covid-19, Pedagang Pasar Wage Purwokerto Ramai-ramai Klotekan

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindah) Banyumas Yunianto, penanggulangan Covid-19 harus berjalan seiring dengan kegiatan ekonomi.

"Antara ekonomi dan kesehatan tidak bisa dipisah, jadi harus jalan semuanya. Karena kita sudah melakukan langkah, kami berpendapat seperti itu (kondisi pasar sudah aman)," jelas Yunianto saat itu.

Ternyata penyebaran corona di Pasar Wage berdampak pada omzet para pedagang di pasar tersebut.

Pada akhir Juli 2020 lalu, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan penurunan omzet pedagang hingga 80 persen.

Baca juga: Imbas Corona, Omzet Pedagang Pasar Wage Purwokerto Turun 70-80 Persen

Bupati Banyumas bersama istri dan sejumlah kepala dinas kemudian berkunjung ke Pasar Wage pada Senin (27/7/2020). Mereka berbelanja sayur, buah, dan makanan tradisional.

Hal tersebut dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk kembali berbelanja ke Pasar Wage.

Meski terdapat sejumlah pedagang yang terkonfirmasi Covid-19, Husein meminta masyarakat tidak perlu takut berbelanja di Pasar Wage.

Menurut Husein, pedagang yang terkonfirmasi positif telah dievakuasi dan menjalani karantina.

“Tidak perlu takut, kalau mau belanja, belanja saja. Asal tetap patuhi protokol Covid-19, yaitu menggunakan masker dan cuci tangan sebelum masuk atau keluar pasar,” katanya.

Baca juga: 16 Pedagang Positif Covid-19, Aktivitas Pasar Wage Purwokerto Tetap Berjalan

Ramai-ramai klotekan

Sejumlah pedagang menabuh benda-benda di sekitarnya untuk klotekan di Pasar Wage Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (13/8/2020).KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN Sejumlah pedagang menabuh benda-benda di sekitarnya untuk klotekan di Pasar Wage Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (13/8/2020).
Untuk menghilangkan rasa jenuh akibat sepinya pembeli, sejak sepekan terakhir puluhan pedagang di Pasar Wage menggelar klotekan.

Setiap pagi mereka menabuh benda-benda yang ada di sekitarnya seperti timbangan, galon, kaleng, meja kayu, hingga gerobak dagangan.

Mereka akan berkumpul di tiga titik berbeda yakni pintu masuk utama, pintu utara, dan bagian tengah pasar.

Saat klotekan mulai, tanpa dikomando sebagian pedagang ikut berjoget. Beberapa dari mereka juga menyanyikan lagu-lagi kebangsaan diiringi musik klotekan.

Baca juga: Ada Pedagang Positif Covid-19, Pasar Wage Purwokerto Ditutup 3 Hari

Hadi salah seorang penjual cabai mengatakan sejak Pasar Wage terpapar corona, banyak warga yang takut berbelanja.

"Sejak ada corona itu pedagang menderita semua. Pasar Wage terkenal banyak penyakit corona, akhirnya timbulnya orang yang mau belanja pada takut," ungkap Hadi, Kamis (13/8/2020).

Ia mengatakan walaupun bupati telah berbelanja ke Pasar Wage, hal tersebut tak mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk kembali berbelanja ke pasar.

"Sampai sekarang buktinya pembeli masih pada ketakutan," kata Hadi.

Baca juga: Empon-empon Corona Diburu Warga di Pasar Wage Purwokerto

Sementara itu Kirdi salah satu penjual sayuran bercerita sejak ada pedagang terkonfirmasi positif corona, penjualannya menurun dratis.

"Paling sekarang tinggal seperempatnya (jumlah pelanggannya), sepi banget, jadi buat hiburan klotekan," ujar Kirdi.

Hal senada jua diungkapkan Niwan (60). Penjual petai tersebut bercerita selain untuk menghilangkan jenuh, klotekan dilakukan untuk menyambut HUT ke75 Republik Indonesia.

"Daripada sepi, bengong, mending klotekan, sambil menyambut HUT kemerdekaan," ujar Niwan.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Fadlan Mukhtar Zain | Editor: Dony Aprian, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com