Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepi Pembeli akibat Covid-19, Pedagang Pasar Wage Purwokerto Ramai-ramai Klotekan

Kompas.com - 13/08/2020, 14:59 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Dony Aprian

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Cara unik dilakukan para pedagang Pasar Wage Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, untuk menghilangkan rasa jenuh akibat sepinya pembeli.

Sejak sepekan terakhir, puluhan pedagang yang menggelar lapak di sepanjang lorong pasar terbesar di Purwokerto ini menggelar klotekan.

Dengan peralatan seadanya, setiap pagi mereka menabuh benda-benda yang ada di sekitarnya.

Ada timbangan, galon, kaleng, meja kayu hingga gerobak dagangan.

Mereka berkelompok di tiga titik berbeda, yaitu di pintu masuk utama, pintu utara dan bagian tengah.

Baca juga: Beredar Kabar Unsoed Purwokerto Lockdown, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Tanpa dikomando, sebagian pedagang juga ikut berjoget.

Beberapa di antaranya juga ada yang menyanyikan lagu-lagu kebangsaan dengan iringan musik ala kadarnya.

Kirdi, salah seorang penjual sayur mengaku, klotekan menjadi satu-satunya hiburan untuk menghilangkan rasa bosan.

"Sepi, jadi ya buat ramai-ramai aja. Dari beberapa hari ini penjual di sini, yang di sana juga klotekan semua," kata Kirdi saat ditemui di pasar, Kamis (13/8/2020).

Kirdi mengaku, sejak adanya pedagang yang terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19), penjualannya menurun drastis.

Baca juga: 12 Karyawan Bank di Purwokerto Positif Covid-19, Dinkes Tracing Kontak Erat

Bahkan, pada pertengahan bulan lalu Pasar Wage sempat ditutup selama tiga hari untuk sterilisasi.

"Paling sekarang tinggal seperempatnya (jumlah pelanggannya), sepi banget, jadi buat hiburan klotekan," ujar Kirdi.

Hal senada disampaikan Hadi, penjual cabai.

"Sejak ada corona itu pedagang menderita semua. Pasar Wage terkenal banyak penyakit corona, akhirnya timbulnya orang yang mau belanja pada takut," ungkap Hadi.

Menurut Hadi, upaya yang dilakukan Bupati Banyumas Achmad Husein dengan berbelanja langsung beberapa waktu lalu, belum mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk berbelanja kembali di pasar.

"Sampai sekarang buktinya pembeli masih pada ketakutan," kata Hadi.

Sementara itu, Niwan (60), penjual pete mengaku, selain untuk menghilangkan jenuh akibat sepinya pembeli, klotekan juga bertujuan untuk menyambut HUT ke-75 Republik Indonesia.

"Daripada sepi, bengong, mending klotekan, sambil menyambut HUT kemerdekaan," ujar Niwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com