Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Telepon, Uang Rp 44 Juta di Rekening Raib dan Tersisa Rp 124.558

Kompas.com - 13/08/2020, 13:15 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Zainuddin (49) warga Jombang, Jawa Timur harus kehilangan uang sebesar Rp 44 juta yang ia simpan di rekening BRI.

Uang tersebut adalah hasil tabungannya selama 8 tahun terakhir.

Raibnya uang rekeningnya berawal saat ia menerima panggilan telepon dari seseorang yang mengaku petugas bank pada Kamis (16/4/2020).

Penelpon itu mengatakan jika Zainuddin yang tercatat sebagai nasabar BRI di Kantor Cabang Jombang masuk dalam program undian BRITAMA.

Baca juga: Kronologi Uang Rp 44 Juta Milik Nasabah Bank Raib Hanya dalam Waktu 11 Menit

Tanpa curiga, warga Dusun Mangu, Desa Gading Mangu, Kecamatan Perak, Jombang tersebut menjawab pertanyaan melalui telepon.

Bahkan Zainuddin juga memberikan data identitas pribadi kepada penelpon. Menurutnya, secara meyakinkan si penelpon mendikte dan menyebut secara tepat identitasnya.

Setelah menjawab banyak pertanyaan, orang yang mengaku petugas bank itu mengakhiri perbincangan dengan Zainuddin.

Baca juga: Hanya dalam 11 Menit Uang Rp 44 Juta Milik Nasabah Bank yang Dikumpulkan 8 Tahun Raib

Menerima SMS pemberitahuan transfer

Ilustrasi SMSIlustrasi | Shutterstock Ilustrasi SMS
Tak lama setelah menerima telepon, Zainudin menerima 6 SMS pemberitahuan transfer ke rekening lain dari rekeningnya.

SMS pertama adalah pemberitahuan bahwa transfer uang sebesar Rp 19.999.999 berhasil dilakukan.

"Setelah terima telepon itu, tidak berapa lama saya dapat SMS. Karena saya tidak merasa transaksi, SMS itu saya hapus," ungkap Zainuddin saat ditemui Kompas.com, Kamis (6/8/2020)

Karena tak melakukan transaksi, Zainuddin pun curiga dan segera menuju ke mesin ATM terdekat untuk cek saldo.

Namun saat hendak berangkat ke ATM ia menerima SMS pemberitahuan kedua yang berisi pemberitahuan uang Rp 4.999.999 berhasil di transfer ke rekening lain.

Baca juga: Nasabah WanaArtha Surati Presiden Jokowi Minta Perlindungan Hukum, Ada Apa?

SMS kedua masuk sekitar pukul 12.41 WIB dan Zainuddin mengatakan jika rentang pemberitahuan antara dua SMS tersebut sekitar 2 menit.

"Saya curiga kok ada SMS seperti ini. Lalu saya mau ngecek ke ATM, tapi belum berangkat sudah ada SMS lagi," kata Zainuddin saat ditemui Kompas.com, Kamis (6/8/2020).

Ia pun langsung menuju ke ATM. Selama perjalanan, ia beberapa kali menerima SMS serupa.

Transaksi ketiga transfer uang dari rekening Zainuddin kepada rekening orang lain terjadi pada pukul 12.43 WIB sebesar Rp 4.999.999.

Baca juga: Waspadai Kejahatan Skimming di Mesin ATM, Ini Tips dari Polisi

Lalu pada transaksi keempat, jumlah yang sama juga ditransfer ke rekening lain pada pukul 12.44 WIB.

Sedangkan transaksi kelima dengan jumlah yang sama terjadi pada pukul 12.46 WIB.

Terakhir, transkasi keenam jumlah transfer ke rekening lain sebesar Rp 4.212.345, terlaksana pada pukul 12.51 WIB.

Dalam kurun waktu 11 menit, uang Rp 44 juta dari rekening Zainuddin berpindah ke rekening lain.

Saat tiba di ATM, Zainuddin langsung cek saldo. Dari Rp 44 juta tabungannya, yang tersisa hanya Rp 124.558.

Baca juga: Polisi Tangkap WN Turki Pelaku Skimming, Ternyata Baru 3 Bulan Keluar Penjara

"Banyak sekali SMS yang masuk waktu saya berangkat ke ATM. SMS-nya sama seperti ini. Waktu cek saldo, ternyata saldonya tinggal segitu, (Rp 124.558)," tutur Zainuddin

Karena merasa tak melakukan transaksi, Zainuddin langsung menghubungi pihak bank.

Ia juga berulang kalo menghubungi call center BRI untuk menanyakan hasil penyelidikan pihak bank.

Beberapa hari lalu, Zainuddin mendapatkan informasi jika pihak bank tidak bisa mengembalikan uangnya karena bukan masuk skimming dan bukan kelalaian petugas.

Baca juga: Bantuan Subsidi Gaji, Sudah 3,5 Juta Karyawan Serahkan Nomor Rekening

Bukan skimming, uang Zainuddin tak bisa dikembalikan

ilustrasi uang digitalShutterstock ilustrasi uang digital
Sementara itu Manajer Operasional Kantor Cabang BRI Jombang, Syamsul Arifin menjelaskan jika pihak BRI tidak bisa mengganti saldo milik Zainuddin yang raib pada pertengahan April 2020 lalu.

"Hasilnya (investigasi) bukan skimming, tapi ini masuk kategori social engineering. Jadi mohon maaf, dari hasil itu kami tidak bisa mengganti," ujar dia saat dikonfirmasi Kompas.com di kantornya, Rabu (12/8/2020).

Menurutnya, social engineering adalah tindak kejahatan yang dilakukan dengan memanfaatkan interaksi dengan manusia.

Tekhnik ini menggunakan manipulasi psikologis untuk menipu korban agar mereka melakukan kesalahan keamanan dan memberikan informasi sensitif.

Baca juga: Pemerintah Pastikan BLT Karyawan Ditransfer Langsung ke Rekening

Syamsul menjelaskan transaksi dari rekening milik Zainuddin, menurut sistem sudah memenuhi syarat dan prosedur.

Menurutnya pelaku kejahatan yang telah mengetahui nomor kartu ATM milik Zainuddin serta tanggal kadaluwarsanya.

Selain itu, pelaku juga mengetahui identitas pribadi Zainuddin sehingga pelaku bisa melakukan transaksi.

"Hasil investigasi menyatakan bahwa ini merupakan jenis transaksi yang berhasil. Kesimpulannya, si pelaku kejahatan itu berhasil mendapatkan informasi yang sifatnya pribadi dari Pak Zainuddin," ujar Syamsul.

Atas peristiwa itu, Syamsul berharap setiap nasabah BRI berhati-hati dan tidak mudah membagikan setiap informasi rahasia terkait identitas rekening pribadi kepada orang lain.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Moh. Syafií || Editor: David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com