Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPPT Semai 40 Ton Garam untuk Ciptakan Hujan Buatan di Sumsel

Kompas.com - 12/08/2020, 19:41 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan modifikasi cuaca untuk menurunkan hujan di wilayah Sumatera Selatan yang kini sedang menghadapi musim kemarau untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).  

Modifikasi cuaca tersebut dilakukan selama 20 hari ke depan dengan menyemaikan sebanyak 40 ton garam di atas awan yang memiliki potensi hujan.

Koordinator Lapangan Tehnik Modifikasi Cuaca (TMC) wilayah Sumsel dan Jambi dari BPPT, Dwipa Wirawan mengatakan, dalam sehari sebanyak 2 ton garam yang akan di semai.

Saat ini, mereka memfokuskan penyemaian di wilayah timur Sumsel karena masih banyak memiliki potensi awan hujan. 

"Proses penyemaian ini memakan waktu dalam sehari dua sampai tiga jam. Kami menggunakan pesawat CN295 dari Skadrone Halim Perdanakusuma untuk penyemaian," kata Dwipa saat memantau langsung proses penyemaian di Landasan Udara (LANUD) Sri Mulyono Herlambang, Palembang, Rabu (12/8/2020).  

Baca juga: Sumsel Mulai Alami Kekeringan, Antisipasi Karhutla Mulai Disiapkan

Dwipa menjelaskan, berdasarkan informasi dari BMKG, selama 20 hari ke depan potensi hujan akan terus berlangsung di sejumlah wilayah Sumsel.

Sehingga, mereka akan mengoptimalkan potensi tersebut dengan terus melakukan penyemaian secara rutin.

"Agak susah untuk membedakan hujan buatan atau tidak karena hampir sama. Kalau dilihat potensi banyaknya curah hujan, keberhasilan TMC ini bisa optimal," ujarnya. 

Pesawat CN295 yang digunakan untuk penyemaian pun dilakukan sedikit modifikasi dengan penambahan ramp rel di dalam cabin, serta corong dibawah untuk mengeluarkan garam yang akan di semaikan. 

"Bahan baku garam ini kita datangkan dari Indramayu. Sebenarnya ini garam biasa hanya ada sedikit tambahan bahan adiktif agar garamnya tidak menggumpal," jelasnya.  

Baca juga: Proses Modifikasi Cuaca, Incar Awan Aktif hingga Semai 2,4 Ton Garam

Kemarau

Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi BMKG  Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang Desindra Deddy menjelaskan, dari pengamatan mereka selama lima hari kedepan potensi hujan masih akan berlangsung di Sumatera Selatan. 

Sehingga, puncak musim kemarau diprediksi akan berlangsung pada September 2020 mendatang. 

"Peluang hujan sampai sekarang masih ada. Hanya saja TMC ini harus dilakukan agar bibit awan bisa menambah volume sehingga terjadi hujan,"kata Desindra. 

Saat ini, dari 17 Kabupaten kota wilayah Sumsel, hanya dua daerah yang belum menghadapi musim kemarau. Yakni, Kabupaten OKU Timur dan Musirawas Utara (Muratara). 

"15 wilayah lainnya saat ini sudah mengalami kemarau," jelasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com