Namun, keresahan warga kembali muncul, setelah melihat truk bermuatan batu bara kembali terlihat lalu lalang di jalan raya depan perkampungan mereka.
"Kalau begini kami menuntut supaya pabrik (PT Gresik Jasatama) dipindah ke tempat lain saja," kata dia.
Melihat tuntutan warga sekitar, perwakilan dari PT Gresik Jasatama turut angkat bicara.
Mereka mengklaim, telah melakukan serangkaian modifikasi sehingga aktivitas bongkar muat batu bara yang dilakukan tidak sampai berdampak buruk pada warga sekitar.
"Yang saya tahu, izin Amdal (analisis dampak lingkungan) sudah sesuai dengan aturan yang ditetapkan," ucap Direktur PT Gresik Jasatama, Edi Hidayat.
Baca juga: Jerinx Ditahan Setelah Resmi Jadi Tersangka Dugaan Pencemaran Nama Baik
Sementara, General Manager Pelindo III cabang Gresik, Sugiono menambahkan, terminal bongkar muat batu bara yang dioperasikan PT Gresik Jasatama termasuk dalam rencana Kementerian Perhubungan sebagai objek nasional yang harus dioperasikan.
"Pintu masuk batu bara ya di pelabuhan ini. Karena kalau tidak beroperasi maka dampak ekonominya sangat luar biasa, khususnya kebutuhan batu bara di Jawa Timur. Ini sudah sesuai dengan amanat dari pemerintah," tutur Sugiono.
Sugiono menyatakan, setelah beberapa bulan tidak beroperasi maka mulai hari ini aktivitas bongkar muat batu bara kembali dilakukan.
Dengan semua prosedur yang berhubungan sudah dilaksanakan, termasuk pencegahan polusi yang diakibatkan, supaya warga sekitar jangan sampai terdampak.
Aksi penghadangan warga di depan akses masuk-keluar terminal curah kering dan log PT Gresik Jasatama mereda, setelah pihak kepolisian turun tangan untuk melakukan pengamanan, sehingga lalu lintas di kawasan tersebut kembali normal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.