GRESIK, KOMPAS.com - Usai sempat berhenti, niatan PT Gresik Jasatama untuk kembali menjalankan aktivitas bongkar muat batu bara di terminal curah kering dan log yang berada di Jalan RE Martadinata, Gresik, Jawa Timur, ditentang oleh warga sekitar.
Bahkan, warga sempat turun ke jalan untuk menghadang akses masuk-keluar truk bermuatan batu bara.
Warga menolak karena mereka menilai sangat terdampak dengan polusi yang ditimbulkan oleh aktivitas tersebut.
"Bila sekarang ada Covid-19, sama saja polusi akibat bongkar muat batu bara ini juga mengancam kesehatan kami, warga yang ada di sini," ujar salah seorang warga, Lutfi Khilmi (54), saat ditemui di sela aksi, Rabu (12/8/2020).
Baca juga: Dinas Pertanian Muaro Jambi Khawatirkan Dampak Pembangunan Stockpile Batu Bara
Bersama dengan warga yang lain, Lutfi menolak operasional bongkar muat batu bara yang difasilitasi oleh PT Gresik Jasatama tersebut.
Karena mereka menganggap, selain mengancam kesehatan, polusi yang diakibatkan aktivitas bongkar muat batu bara di kawasan mereka juga membuat lingkungan sekitar menjadi kotor.
"Debu dari batu bara itu sampai masuk rumah kena (terbawa) angin. Lantai hingga atap rumah warga kadang sampai hitam," ucap dia.
Sebenarnya, tuntutan warga tersebut sudah sempat terjadi tahun kemarin.
Bahkan, pada saat itu, mereka sampai mendatangi gedung DPRD Gresik untuk melakukan audiensi bersama dengan pemegang kebijakan terkait.
Kemudian, sejak Desember 2019, tidak ada lagi aktivitas bongkar muat batu bara yang dilakukan oleh PT Gresik Jasatama, yang ini membuat warga sekitar lega.