Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Pengeroyokan Saat Acara Midodareni di Solo yang Disebut Coreng Kebhinnekaan

Kompas.com - 12/08/2020, 13:15 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Aksi pengeroyokan dan perusakan terjadi usai acara doa bersama jelang pernikahan atau midodareni di wilayah Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (8/8/2020) malam.

Penyerangan yang menyebabkan tiga orang terluka itu tengah diusut oleh kepolisian.

Sementara ini, lima orang pelaku sudah ditangkap. Berikut fakta-faktanya:

Baca juga: 4 Orang Jadi Tersangka Kasus Pengeroyokan dan Perusakan Acara Midodareni di Solo

Aksi dinilai mencoreng kebhinekaan

Ilustrasi kekerasanTHINKSTOCKS/WAVEBREAKMEDIA LTD Ilustrasi kekerasan
Kejadian bermula saat keluarga korban menggelar acara doa bersama pada Sabtu (8/8/2020) karena keesokan harinya anggota keluarga mereka akan menikah.

Tiba-tiba sekelompok orang datang dan ingin membubarkan kegiatan tersebut.

Setelah selesai acara doa bersama, peserta doa bersama dikeroyok karena dianggap menggelar kegiatan yang tidak sesuai dengan keyakinan massa.

"Mereka melakukan aksi itu karena menganggap ada kegiatan yang tidak sesuai dengan mereka," kata Kombes Andy Rifai yang saat itu masih menjabat Kapolresta Solo, Senin (10/8/2020).

"Dengan perbuatan mereka, sudah jelas mencoreng kebhinekaan di negara ini," katanya seperti dikutip TribunSolo.com, Senin (10/8/2020).

Baca juga: Mengecam, Menag Sebut Kekerasaan Acara Midodareni di Solo Tindakan Intoleransi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com