Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Adat Dayak Lundayeh Bentangkan Merah Putih di Ketinggian 1.103 Meter, Ini Tujuannya

Kompas.com - 12/08/2020, 08:51 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Masyarakat adat Lundayeh di dataran tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara melakukan pembentangan bendera berukuran 12 x 10 meter di atas puncak Gunung Yuvai Semaring jelang HUT ke-75 RI.

"Pembentangan bendera tersebut memiliki arti penting bagi masyarakat Lundayeh, selain menggelorakan semangat merah putih, masyarakat Krayan ingin menunjukkan eksistensi dan identitas Krayan sebagai salah satu wilayah terisolir di perbatasan RI–Malaysia," ujar Camat Krayan Induk Heberly, Selasa (11/8/2020).

Pembentangan bendera dilakukan oleh sekitar 90 masyarakat dari berbagai elemen, TNI, POLRI, ASN, pemuda setempat juga penghulu adat.

Baca juga: Wali Kota Meninggal, Perkantoran di Banjarbaru Kibarkan Bendera Setengah Tiang

Mereka rela menanjak menaiki anak tangga yang sudah dibeton dengan jumlah 204 anak tangga sebelum menyusuri jalan terjal Perbukitan Buduk atau Puncak Yuvai Semaring yang memiliki ketinggian 1.103 meter dari permukaan laut ini.

Pembentangan bendera juga bermakna lain, meski masyarakat Krayan yang selama ini bisa dikatakan 98 persen bergantung kebutuhan pokok dengan Malaysia, tidak pernah merasa diabaikan.

Pandemi corona yang berimbas pada ditutupnya Malaysia (lockdown) menjadi bukti pemerintah Indonesia masih memberi perhatian dengan distribusi bahan pangan lokal ke wilayah Krayan, sehingga sembako tetap tercukupi.

Harga bahan pangan memang lebih mahal sehingga masyarakat harus merogoh kocek lebih dalam. Namun, hal itu diyakini tidak melunturkan nasionalisme warga di wilayah perbatasan RI – Malaysia yang hanya bisa ditempuh dengan transportasi udara dari pusat pemerintahan Kabupaten Nunukan ini.

‘’Sebagai contoh, harga gula pasir yang biasa dibeli dengan harga Rp.12.000 dari Malaysia, masyarakat mendapatkan gula lokal dengan harga Rp.35.000 karena biaya transportasi pengiriman mahal, tapi tetap bukan alasan kami tidak merayakan HUT kemerdekaan negara kami,’’kata Heberly.

Sejarah Yuvai Semaring

Buduk Yuvai Semaring dipilih sebagai lokasi pembentangan bendera dengan banyak alasan, khususnya mengingatkan kembali generasi muda Lundayeh Krayan akan sosok suci yang menjadi legenda di Krayan.

Sosok bernama Yuvai Semaring merupakan keruhun atau nenek moyang penduduk Krayan yang menyepi dan moksa dari kehidupan fana.

Ajaran tersebut meninggalkan filosofi, di mana tidak ada yang abadi di dunia karena sejatinya semua yang ada di dunia akan kembali kepada penciptaNya.

‘’Kita hidup di lembah Yuvai Semaring, bandara kita memiliki nama yang sama, dan gunung yang kami namakan Yuvai Semaring sejak dahulu ini merupakan lokasi menyepi tokoh tersebut, sehingga kita akan menjadikan momen HUT ke-75 RI sebagai penguatan identitas Krayan, salah satu wilayah terisolir di Indonesia,’’katanya.

Baca juga: Pasangan Ini Menikah dengan Maskawin Bendera Merah Putih

Yuvai Semaring memiliki potensi wisata yang menarik, lereng terjal menyuguhkan area menantang adrenalin bagi pendaki, terlebih di pagi hari, puncak gunung ini belum terlihat karena masih tertutupi kabut cukup tebal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com