Meski mengalami keterbatasan fisik, kata Adin, putrinya tergolong pintar ketika duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK).
Gadis itu juga memiliki semangat dan kemauan yang kuat untuk menimba ilmu, walaupun saat TK, Vea harus memakai kursi roda.
"Semangatnya tinggi dan terhitung pintar. Membaca, menghitung dan menulis lancar. Jadi materi pelajaran mudah dipahaminya," tutur Adin.
Selepas lulus dari TK, putrinya bersemangat melanjutkan ke Sekolah Dasar.
Baca juga: Air Mata Hendra Tak Berhenti Mengalir Ditolak Sekolah karena Cacat, Buku Pelajaran Dikembalikan
Pada kenyataannya, sejumlah sekolah dasar menolak Vea dengan halus.
Bahkan Adin sampai menangis meminta sekolah menerima anaknya.
"Saya pernah memohon-mohon dan menangis supaya bisa masuk SD, tapi tetap tak diterima. Mau diperiksakan untuk terapi, tapi kami tak punya biaya. Kasihan Vea. Semoga ada dermawan yang mau membantu," ungkap Adin.
Sekolah umum menyarankan Vea melanjutkan pendidikan ke Sekolah Luar Biasa (SLB).
"Anak saya itu hanya cacat tulangnya, namun untuk otak dan mentalnya alhamdulillah normal. Namun kenapa sekolah umum ditolak. Kami tolak tawaran ke SLB," kata Adin.