Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis 14 Tahun Putus Sekolah dan Jadi Buruh Ikat Rumput Laut demi Hidupi Keluarganya, Eks TKI Malaysia

Kompas.com - 11/08/2020, 13:50 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

Mereka berharap bisa segera bekerja ketika lulus sekolah.

Emanuel yang duduk di bangku kelas X SMKN I Nunukan berharap bisa segera lulus dan bekerja.

Begitu juga Mariana, yang masih duduk di bangku kelas IX SMP PGRI Nunukan, ia ingin masuk SMKN I Nunukan dan mengikuti jejak abangnya.

‘’Saya ingin kerja, bantu oran tua, saya ingin kami punya rumah dan bisa tenang tanpa harus kehujanan dan sakit orangtua tidak bertambah parah,’’kata Mariana.


Gantian pakai ponsel untuk belajar daring

Kebijakan belajar daring membuat Emanuel dan Mariana menghela napas berat. Mereka selama ini hanya punya 1 ponsel yang kadang mati tiba-tiba.

Ponsel itu pula yang digunakan oleh keluarga ini secara bergantian.

Belakangan, karena ponsel sering hang dan sulit menyala, Mariana berinisiatif berjalan kaki ke sekolah meminta Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan di rumah.

‘’Tidak apa tidak ada ponsel, masih bisa ambil lembar soal di sekolah, itu dikerja di rumah, kadang mama meski sakit mau temani ambil kertas itu,’’tutur Mariana.

Mariana harus berjalan 1 jam ke sekolahnya. Seringkali ia dan mamanya beristirahat di tempat teduh, di bawah pepohonan atau bangunan pinggir jalan, karena tak jarang kepala mamanya berdenyut sakit jika terlalu lama terkena terik matahari.

Keadaan ini pula yang membuat Thresia semakin yakin memutuskan membantu abangnya Marianus Sanga Woni untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Thresia mengatakan, tidak apa jika dia tidak sekolah, asal sehari bisa membawa uang Rp.70.000 sudah cukup untuk makan sekeluarga.

Dalam sehari, Thresia bisa menyelesaikan 12 tali rumput laut dengan upah Rp 9.000 per tali, dipotong ongkos angkutan umum dan uang makan, ia masih bisa memberi orangtuanya Rp.70.000 untuk dibelanjakan sembako.

Namun lagi lagi, mengikat tali rumput laut juga tergantung kondisi laut dan harga di pasaran, Ketika harga tinggi, pekerjaan ini bisa dikerjakan rutin, sementara ketika harga anjlok, tidak sedikit petani rumput laut gantung tali, dan memilih menunggu harga membaik.

Artinya, berimbas pada banyak orang yang bergantung pada pekerjaan ini termasuk Thresia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com