Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penampakan Awan Tsunami di Meulaboh, Berlangsung Setengah Jam dan Gegerkan Warga

Kompas.com - 11/08/2020, 05:38 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Awan Arcus atau awan tsunami muncul di langit Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.

Munculnya awan yang terlihat bak gelombang tsunami tersebut sontak membuat warga di daerah tersebut terkejut.

Mengetahui hal itu, tak sedikit warga yang coba mengabadikannya dengan kamera ponsel.

Pasalnya, fenomena alam itu selama ini dianggap jarang terjadi.

“Warga memang terkejut ya, selain heran, mereka juga banyak yang mengabadikan fenomena alam ini dengan telepon selulernya, juga tidak sedikit mengaitkan dengan mitos-mitos kebencanaan," terang seorang warga Aidil Firmansyah kepada Kompas.com melalui telepon selulernya, Senin, (10/8/2020).

"Tapi fenomena ini tidak berlangsung lama, hanya setengah jam kemudian awan terbawa angin, lalu cuaca pun mendung sepanjang hari,” lanjutnya.

Baca juga: Heboh Awan Gelombang Tsunami di Meulaboh, BMKG: Bisa Timbulkan Angin Kencang dan Hujan Es

Hal sama juga disampaikan warga lainnya. Dilansir dari Antara, Sabrina mengatakan, munculnya awan yang menyerupai gelombang tsunami itu menimbulkan ketakutan tersendiri bagi warga.

“Kami juga sempat takut melihat awan yang begitu hitam pekat, menakutkan sekali. Jarang ada peristiwa seperti ini,” katanya.

 

Penjelasan BMKG

Kasi Data BMKG Stasiun Sultan Iskandar Muda, Zakaria mengatakan, munculnya awan Arcus atau biasa disebut awan tsunami tersebut dianggap fenomena langka.

Awan tsunami merupakan bagian dari awan kumulonimbus.

Awan tersebut berpotensi menimbulkan angin kencang hingga hujan es.

Oleh karena itu, warga yang mengetahui awan tersebut diminta lebih waspada dan dapat menghindari tempat terbuka.

"Awan ini merupakan bagian dari awan CB (kumulonimbus). Awan ini merupakan awan rendah dan biasanya berada pada satu level (single level)," katanya.

"Awan ini juga dapat menimbulkan angin kencang, hujan lebat, bisa juga terjadi kilat, petir, angin puting beliung atau hujan es," lanjut Zakaria.

Penulis : Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami | Editor : Aprillia Ika

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com