Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh, Lahir Seekor Sapi Berkepala Dua dan Bermata Empat

Kompas.com - 10/08/2020, 14:40 WIB
Ahmad Faisol,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Warga Desa Pondok Wuluh, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, dihebohkan dengan lahirnya seekor anak sapi berkepala dua dan bermata empat, Senin (10/8/2020).

Informasi itu diunggah akun Riky Fu di grup Facebook Info Seputar Kecamatan Maron.

Dalam video yang diunggah, terlihat seekor anak sapi berwarna cokelat dan dalam keadaan merebah.

Warga berkerumun menyaksikan lebih dekat, dan terdengar histeris serta kaget melihat sapi.

Baca juga: Buang Ratusan Kepala Sapi di Lahan Kosong Milik Warga, 2 Pria ini Ditangkap

Video itu bertuliskan, "MASA ALLAH TELAH LAHIR TADI MLM JM 3 SEEKOR SAPI KEPALA 2 MATA 4 MULUT 2 DI DESA PONDOK WULUH BLOK MUNDER RT 6 RW 11 KEC LECES KAB PROBOLINGGO DI RUMAH BPK SUKIM ATAU BPK ARSID".

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Kabupaten Probolinggo, Yahyadi, membenarkan kejadian tersebut.

Pihaknya sudah mendatangi lokasi untuk memeriksa kondisi sapi tersebut.

Dari keterangan Yahyadi, sapi tersebut lahir dengan keadaan sehat, dan saat ini ditangani oleh timnya.

Saat masih dalam kandungan, baik induk maupun bayi sapi diberi vitamin.

"Tentunya kami sudah mengirimkan tim untuk memantau kondisi sapi tersebut," kata Yahyadi, saat dihubungi Kompas.com.

Dia menyebut, sapi tersebut lahir secara manual.

Tidak ada kelainan pada sapi tersebut, hanya saja memang unik karena kepalanya ada dua dan berdempetan.

Baca juga: Heboh Pria Tua Minum Segelas Darah Sapi Kurban di Garut, Ini Faktanya

"Sapi tersebut memang lahir dalam keadaan seperti itu, ada sapi yang kawin suntik melahirkan sapi normal, sedangkan sapi berkepala dua ini hasil kawin manual," ujar Yahyadi.

Untuk langkah selanjutnya, pihaknya akan melakukan pengawasan terhadap sapi tersebut.

"Kalau sapi itu sehat tentunya akan jadi tontonan. Oleh karena itu kami sudah menugaskan petugas dan dokter hewan, serta korwil dan korcam dinas untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," pungkas Yahyadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com