Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuci Timah di Sungai, Penambang Tewas Diduga Diserang Buaya

Kompas.com - 10/08/2020, 12:53 WIB
Heru Dahnur ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Seorang penambang timah inkonvensional di Desa Mekar, Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung, ditemukan tewas dengan sejumlah bekas gigitan buaya.

Korban bernama Saad berjenis kelamin laki-laki. Sehari sebelumnya, Saad dinyatakan hilang saat mencuci pasir timah di bantaran sungai Desa Mekar.

"Benar telah ditemukan dalam kondisi mengambang sekitar 50 meter dari lokasi kejadian," kata Kepala Kantor SAR Pangkalpinang, Fazzli dalam keterangan tertulis, Senin (10/8/2020).

Baca juga: 4 Kisah Buaya Seret Tubuh Warga, Anak Istri Menjerit-jerit dan Selamat dengan Luka Robekan

Fazzli menuturkan, korban diduga diterkam buaya karena terdapat luka di bagian kaki dan punggung. Selain itu, saksi atas nama Very, juga melaporkan telah melihat korban diseret buaya.

"Ditemukan pada pukul 9.15 WIB dalam keadaan meninggal dunia, kemudian dievakuasi ke RSUD Beltim," ujar Fazzli.

Sebelumnya, upaya pencarian telah dilakukan dengan menyisir semak belukar di pinggir sungai dan menyusuri alur sungai menggunakan perahu karet dengan melibatkan tim gabungan.

"Pencarian tersebut dimulai dari pukul 07.00 WIB tadi pagi hingga pukul 9.15 korban ditemukan," ungkapnya.

Atas insiden tersebut, pihak kantor SAR telah mengeluarkan peringatan pada warga sekitar untuk berhati-hati saat beraktivitas di kawasan sungai.

Serangan buaya terhadap manusia telah beberapa kali terjadi di Belitung Timur.

Pada 17 Juni 2019 seorang nelayan tewas tenggelam setelah diseret buaya di Desa Selinsing, Belitung Timur.

Ketika itu, korban diserang saat menceburkan diri ke muara sungai untuk membersihkan bagian belakang perahu sore hari.

Aktivis Animal Lovers Bangka Belitung Island (Alobi), Valentino mengatakan, serangan buaya terhadap manusia bagian dari konflik yang kerap berulang.

Ini terjadi karena aktivitas masyarakat yang menyasar hingga kawasan yang menjadi habitat buaya.

"Banyak kasus serangan ini. Habitat yang terganggu membuat buaya bersentuhan dengan manusia," bebernya.

Baca juga: Korban dan Buaya Sempat Muncul ke Permukaan Air, lalu Masuk Kembali dan Menghilang

Pemerintah pun diharapkan secara tegas melindungi kawasan hutan dan perairan agar hewan predator memiliki persediaan yang cukup untuk mangsa alaminya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com