Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Multazam Mendaki Puncak Piramid Tanpa "Guide", Padahal Sudah Dilarang

Kompas.com - 10/08/2020, 10:19 WIB
Bagus Supriadi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Warga yang datang mendaki secara mandiri ke tempat tersebut.

Berbeda dengan Gunung Raung atau Ijen, sudah dijadikan destinasi wisata. Warga bisa datang ke tempat tersebut.

Baca juga: Jalur Ekstrem, Evakuasi Jenazah Multazam dari Gunung Piramid Lewat Tebing Jurang

Lahan Gunung Piramid tersebut merupakan kawasan milik Perhutani dan BKSDA Wilayah III Jember.

Bila ditetapkan menjadi destinasi wisata, maka harus ada kerja sama antar lembaga tersebut dengan Disparpora.

"Gunung piramid itu masih kami proyeksikan ke sana, karena perlu banyak pertimbangan sebagai wisata minat khusus," tambah dia.

Sementara ini, pendaki yang hendak naik hanya mendapat imbauan dari kepolisian setempat agar tidak sampai naik ke puncak.

Disparpora sendiri tidak memiliki kewenangan, apakah menutup atau membuka.

"Hari ini kami gelar rapat dengan Perhutani," pungkas dia.

Ketua DPRD Bondowoso Achmad Dhafir menyarankan agar pendakian Gunung Piramid ditutup sementara. 

Menurut dia, seharusnya keselamatan pendaki menjadi prioritas utama. Apalagi lokasi menuju puncak Gunung Piramid sudah diketahui sangat berbahaya.

"Seharusnya perhutani bikin papan bertuliskan tidak boleh dikunjungi siapapun, karena berbahaya," ujar dia saat dihubungi Kompas.com via telepon.

Dia menjelaskan, DPRD Bondowoso sudah pernah berkoordinasi dengan Perhutani dan Dispapora setelah ada korban pertama terjatuh.

Hasil dari koordinasi tersebut salah satunya menyarankan agar ada kerjasama pengelolaan antara Perhutani dengan pemerintah daerah.

Namun, sampai sekarang kerjasama tersebut belum terealisasi. Ini kkarena jika hendak dijadikan destinasi wisata, peralatan harus disediakan dengan lengkap agar menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pendaki.

"Bila perhutani tidak mau mengelola, maka harus ada MoU dengan Disparpora untuk menjalin kerjasama pengelolaan," tambah dia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com