Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengungkap Tanda-tanda Alam di Balik Erupsi Gunung Sinabung...

Kompas.com - 09/08/2020, 15:28 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

cctv erupsi sinabung , dan suasana sinabung tertutup kabutHENDRI SETIAWAN cctv erupsi sinabung , dan suasana sinabung tertutup kabut

KOMPAS.com - Sejak Gunung Sinabung di Kabupaten Karo erupsi pada 2010, Anto (48), warga Kecamatan Simpang Empat, mengaku mengenal tanda-tanda alam saat gunung setinggi 2.451 meter itu akan erupsi.

Dilansir dari Tribunnews, Anto mengatakan, tanda-tanda itu berupa lolongan anjing dan suara lembut yang lebih terdengar lama dari biasanya.

Baca juga: Rumah Berhadapan dengan Gunung Sinabung, Anto Pelajari Tanda Alam Sebelum Erupsi, Ada Suara Anjing Melolong

Dirinya juga belajar bagaimana mengamati arah mata angin yang menghembuskan debu vulkanik.

Apalagi, dirinya setiap hari berjualan di warung yang lokasinya berhadapan dengan Gunung Sinabung. Hal itu membuatnya lebih mudah melakukan pengamatan gunung tersebut.

Kemampuan itu, menurut Anto, dapat membantu warga dan juga petugas yang membutuhkan informasi terkait Gunung Sinabung.

Ayah dua anak itu pun berbagi ilmu dengan warga sekitar. Harapannya, saat sudah mengenali tanda-tanda itu, dirinya dan warga akan lebih waspada dan siap jika bencana erupsi terjadi. 

Baca juga: Pasca-Erupsi Gunung Sinabung, Empat Kecamatan Terkena Hujan Abu

 

Tanda-tanda alam menurut warga

Sejumlah kendaraan melintas di jalan yang dipenuhi debu vulkanik pasca erupsi Gunung Sinabung,  di Desa Sigarang-garang, Karo, Sumatera Utara, Sabtu (8/8/2020). Gunung Sinabung erupsi dengan tinggi kolom 2.000 meter, empat kecamatan terkena dampak hujan abu.ANTARA FOTO/SASTRAWAN GINTING Sejumlah kendaraan melintas di jalan yang dipenuhi debu vulkanik pasca erupsi Gunung Sinabung, di Desa Sigarang-garang, Karo, Sumatera Utara, Sabtu (8/8/2020). Gunung Sinabung erupsi dengan tinggi kolom 2.000 meter, empat kecamatan terkena dampak hujan abu.

Tak hanya Anto, Idawati Sembiring (40), warga Kecamatan Naman Teran di sekitar Gunung Sinabung, juga mengenal tanda-tanda alam sebelum terjadi erupsi.

"Biasanya, sebelum erupsi, beberapa kali kita dengar gemuruh dan bau belerang itu tercium. Seperti asap tebal menghitam, lalu ada juga debu dan jatuhlah abu," katanya.

Ida menceritakan, erupsi pada hari Sabtu (8/8) mengingatkannya lagi akan bencana di tahun-tahun sebelumnya.

Menurutnya, erupsi terbesar terjadi pada tahun 2013. Saat itu, warga di Desa Sukanalu Teran terpaksa diungsikan.

"Kalau terjadi erupsi, kita seakan mengingat kembali masa lalu kita di tahun 2013. Sejumlah warga harus meninggalkan desa kita ini, secara khusus daerah Sukanalu Teran itu," katanya.

 

Baca juga: BERITA FOTO: Hujan Abu Pasca-Erupsi Gunung Sinabung

"Sampai sekarang sudah ada sepuluh tahun kami di sini merasakan erupsi Gunung Sinabung. Pertama sekali terjadi pada tahun 2010," sambungnya.

Sementara itu, salah satu warga lainnya, Wanto Sembiring, mengatakan, erupsi pada Sabtu (8/8) terjadi tiga kali, yaitu pukul 02.00 WIB, 02.20 WIB dan 02.30 WIB.

"Kalau yang pertama itu pada pukul 02.00 WIB tidak begitu besar karena abunya tidak terlalu banyak. Tapi kalau yang kedua itu besar karena disertai angin kencang juga sehingga abunya mencapai Kota Berastagi," ujar Wanton Sembiring, warga sekitar Naman Teran, Kecamatan Naman Teran pada Sabtu (8/8/2020).

Sementara itu, dari informasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gunung Sinabung, untuk erupsi kedua terjadi sekira pukul 17.20 WIB.

"Benar saat ini Sinabung kembali erupsi untuk kedua kali," ujar Armen Putra, petugas pos pengamatan Gunung Sinabung. 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Kesaksian Warga Ceritakan Detik-detik Erupsi Gunung Sinabung: Sudah Ada 3 Kali Erupsi Besar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com