Polisi terus mendalami keterangan K, pelaku pencabulan terhadap anak tirinya, di Cirebon.
Kapolresta Cirebon Kombes Pol M Syahbudi mengatakan, aksi bejat pelaku dilakukan sebanyak lima kali dari tahun 2019 hingga 2020.
"Dari pengakuan pelaku, sudah meniduri korban selama lima kali," ujarnya dikutip dari Antara.
Aksi itu dilakukan saat istri pelaku tak berada di rumah. Bahkan, pelaku juga pernah memerkosa korban saat istrinya sedang tidur di kamar.
Baca berita selengkapnya: Ayah Perkosa Anak Tiri hingga Hamil, Ibu Korban Tutupi Perbuatan Pelaku, Terbongkar Setelah Melahirkan
Akhir-akhir ini, pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy soal kemiskinan baru yang muncul akibat keluarga miskin menikah dengan keluarga miskin lagi, menuai tanggapan.
Salah satunya dari Anggota DPR RI Dedi Mulyadi. Dedi mengatakan, logika jodoh tidak bisa menggunakan pendekatan material.
Sebab, pernikahan itu adalah masalah hati dan garis nasib. Soal jodoh tidak bisa diatur oleh negara.
"Yang diatur negara bukan kawinnya, tetapi regulasi bahwa perkawinan tidak melahirkan kemiskinan baru," kata Dedi kepada Kompas.com via sambungan telepon, Sabtu (8/8/2020).
Baca berita selengkapnya: Pemerintah Diminta Buat Aturan Larangan Keluarga Miskin Gelar Pesta Nikah
Menurut Pengamat Kebijakan Publik, Hamidah Abdurrachman, kepala daerah saat ini sibuk pencitraan dan terkesan enggan melakukan test massal.
Hal itu, menurutnya, menjadi salah satu pemicu melonjaknya kasus Covid-19 di Kota Tegal.
"Sibuk pencitraan, masyarakat jadi korban. Dari awal sudah diingatkan agar dilakukan test massal terhadap masyarakat, bisa bertahap tapi pasti. Namun malah euforia berlebihan zona hijau," kata Hamidah, Jumat (7/8/2020).
Baca berita selengkapnya: Kasus Covid-19 di Kota Tegal Melonjak, Pengamat: Pemkot Terlalu Euforia Zona Hijau
(Penulis: Kontributor Tegal, Tresno Setiadi | Editor: Khairina, Farid Assifa, Candra Setia Budi, Phytag Kurniati, David Oliver Purba)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.