SELAYAR, KOMPAS.com - Nurmiyanti (43), warga asal Jalan S Parman, Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, menjadi tukang pijit keliling demi membiayai anak-anak bersekolah.
Sejak bercerai dengan suaminya, peran Nurmiyanti kini bertambah. Ia harus menjadi ibu sekaligus ayah.
Nurmiyanti melakoni pekerjaan jadi tukang pijat sudah sembilan tahun sejak tahun 2012.
Ia mencari pelanggan dengan berkeliling mengayuh sepeda dari rumah ke rumah meski lutut kanan tidak bisa berfungsi dengan normal.
Baca juga: Kisah Istri-istri Tangguh yang Jadi Tulang Punggung Keluarga Saat Suami Sakit
Menjadi tukang pijit adalah jalan satu-satunya Nurmayanti agar ketiga anaknya bisa menggapai cita-cita.
"Berharap anak-anak bisa mencapai cita-citanya. Cukup saya yang menjadi tukang pijat," kata Nurmiyanti saat diwawancarai Kompas.com, Sabtu (8/8/2020).
Nurmiyanti mengungkapkan, ia pernah meneteskan air mata karena ban sepeda bekas itu kempis di tengah jalan.
"Jadwal memijat tidak menentu, pernah pulang sekitar pukul 01.00 Wita. Saat itu ban sepeda kempis. Hanya bisa menangis sambari menghubungi sepupu untuk datang menjemput," tuturnya.
Tak hanya itu, cobaan lain ketika memijat, ada orang yang tidak membayar.
"Pernah ada saya pijat tapi tidak bayar. Padahal banyak uangnya itu orang tapi memang tidak mau membayar. Saya ikhlas meski tidak diberikan uang. Dan, yakin akan ada rezeki yang lain," tuturnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan