Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 di Kota Tegal Melonjak, Pengamat: Pemkot Terlalu Euforia Zona Hijau

Kompas.com - 07/08/2020, 21:27 WIB
Tresno Setiadi,
Khairina

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com - Meski menyandang status zona hijau, rupanya tak membuat sebuah daerah seperti Kota Tegal, Jawa Tengah benar-benar terbebas dari wabah Covid-19.

Pengamat Kebijakan Publik, Hamidah Abdurrachman mengatakan, kepala daerah yang justru sibuk pencitraan dan terkesan enggan melakukan test massal disebut menjadi salah satu pemicu melonjaknya kasus Covid-19 di Kota Tegal.

"Sibuk pencitraan, masyarakat jadi korban. Dari awal sudah diingatkan agar dilakukan test massal terhadap masyarakat, bisa bertahap tapi pasti. Namun malah euforia berlebihan zona hijau," kata Hamidah, Jumat (7/8/2020).

Baca juga: Kota Tegal Catatkan 28 Kasus Baru Covid-19, Paling Banyak Tenaga Kesehatan

Menurut Direktur Program Pascasarjana Universitas Pancasakti (UPS) Tegal, adanya 28 kasus baru, disebut karena Pemkot sebelumnya juga terlalu euforia menyandang status zona hijau sehingga menjadi abai dalam pencegahan.

"Semua kegiatan massal diperbolehkan tanpa standar tertentu. Bahkan dalam beberapa kegiatan, beliau sendiri (Wali Kota) terlihat tidak memakai masker," kata Hamidah.

Menurutnya, masyarakat menjadi turut abai dan tidak menjalankan protokol Covid-19 dengan baik.

Mereka beranggapan, sudah benar-benar berada dalam wilayah yang aman, seperti yang dicerminkan perilaku pemimpinnya.

"Masyarakat sudah terprovokasi kebijakan yang memperbolehkan kerumunan orang. Seperti dengan membuka pusat perbelanjaan, restoran, dan acara-acara yang melibatkan banyak orang namun mengabaikan prosedur kesehatan," kata dia.

Alhasil, kata mantan komisioner Kompolnas RI ini, di lapangan banyak ditemui masyarakat yang tidak mau lagi menggunakan masker, tidak menjaga jarak, hingga menggelar atau menghadiri berbagai kegiatan masyarakat dengan bebas.

Sementara dengan ditemukannya pasien positif Covid-19 yang didominasi tenaga kesehatan, menurut Hamidah, Pemkot Tegal harus menata ulang kebijakan-kebijakan yang telah dibuat. Termasuk dalam kesiapan rumah sakit.

"Tenaga kesehatan juga yang menjadi ujung tombak penanganan harus mendapat perlindungan maksimal. Mulai dari sarana kesehatan seperti APD, obat-obatan, dan lain-lain yang harus menjadi prioritas," kata Hamidah.

Baca juga: Ada 26 Kasus Covid-19 di Tegal, Ini Perintah Ganjar kepada Wali Kota Dedy

Tak hanya itu, gerakan edukasi masyarakat juga harus konsisten dijalankan Pemkot Tegal.

Bahwa, prosedur kesehatan menjadi syarat utama ketika masyarakat beraktifitas di luar rumah.

"Adanya lonjakan kasus baru ini menjadi warning bagi Pemkot. Jangan main-main dalam menangani Covid-19," sebut Hamidah.

Menurut Hamidah, sebelumnya Pemkot juga terkesan menutup-nutupi perihal data kasus Covid-19. Padahal tindakan demikian, bisa membahayakan masyarakat dan tenaga kesehatan itu sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com