Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bahkan Sampai Bayi Kelihatan Rambutnya, Petugas Bilangnya Nanti Jam Sembilan"

Kompas.com - 07/08/2020, 14:58 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Kesedihan dialami seorang ibu asal Jombang, DR (27) yang kehilangan bayinya dalam proses persalinan.

Bayi perempuannya meninggal sesaat setelah lahir dari rahim DR.

Kekecewaan dirasakan DR dan keluarganya karena merasa tidak mendapatkan pelayanan yang semestinya dari rumah sakit.

Baca juga: Kisah Pilu Meliasari, 12 Tahun Terbaring di Kasur, Sejak Bayi Ditinggalkan Orangtua

Sempat jalani rapid test

Ilustrasi rapid test Covid-19. SHUTTERSTOCK Ilustrasi rapid test Covid-19.
Peristiwa terjadi pada Selasa (4/8/2020) dini hari. Saat itu DR diantar suaminya, BK menggunakan mobil ambulans desa menuju RS Pelengkap Jombang.

Tiba di rumah sakit, DR sempat menjalani rapid test sebagai screening virus Corona.

Setelah itu, DR dipindah ke lantai tiga untuk proses melahirkan.

Pukul 03.30 WIB, BK pulang mengembalikan mobil ambulans, sedangkan DR ditemani ibunya, AL.

Baca juga: Ibu Melahirkan di RS Tanpa Bantuan Tenaga Medis, Dinkes Audit Pelayanan Pasien

 

Ilustrasi rumah sakitSHUTTERSTOCK Ilustrasi rumah sakit
Petugas tak merespons

Saat itulah DR semakin merasakan kontraksi, sehingga meminta pertolongan petugas medis.

Namun, menurut DR, petugas tidak merespons saat ibunya mencoba memanggil mereka.

"Yang saya kecewakan waktu saya di ruangan. Ketika saya sudah nglarani (kontraksi), ibu saya telepon petugas tapi enggak dihiraukan. Cuma bilangnya, 'iya nanti jam sembilan',” kata DR.

Bahkan saat bayinya hendak lahir pun petugas masih tidak merespons.

"Bahkan sampai (bayi) kelihatan rambutnya, tetap bilangnya nanti jam sembilan,” ujar DR.

Baca juga: Penjelasan RS Terkait Ibu yang Kehilangan Bayinya karena Tak Dihiraukan Petugas Saat Persalinan

Berujung kematian

Ilustrasi bayi.SHUTTERSTOCK Ilustrasi bayi.
Tanpa ditemani petugas medis, DR akhirnya melahirkan anaknya dengan bantuan AL.

Anak keduanya itu lahir pada pukul 04.30 WIB.

Saat itu pun, petugas masih belum datang ke ruangan DR, hingga akhirnya nyawa bayi DR tidak terselamatkan.

Petugas baru datang ke ruangan pada pukul 05.00 WIB.

"Saya sangat kecewa diperlakukan seperti itu. Kalau ditangani lebih cepat, saya yakin anak saya masih selamat," ujar DR.

Baca juga: Wajahnya Menahan Tangis, Semoga Anak Kami Kuat Menahan Sakitnya...

 

Ilustrasi melahirkan Shutterstock Ilustrasi melahirkan
Terlilit tali pusar

Suaminya, BK, mempertanyakan penyebab kematian anaknya kepada petugas.

"Saya tanyakan apa penyebabnya sehingga bayi saya bisa seperti ini (meninggal dunia). Katanya, tali pusarnya melilit," ungkap dia.

BK mengaku kecewa atas pelayanan rumah sakit yang tidak membantu persalinan istrinya.

"Kami sangat kecewa. Waktu itu ada bidan yang datang setelah anak saya lahir. Anak saya (sudah) lahir, baru bidan datang," tutur BK.

Baca juga: Kisah Pilu Aisyah Terbaring 15 Tahun, Bermula Pingsan Saat Hajatan, Disebut Diikuti Nenek Tua

RS diaudit

Ilustrasi rumah sakit, layanan kesehatan dasar disarankan dipisahkan dengan penanganan pasien Covid-19, baik yang ODP maupun PDP.SHUTTERSTOCK Ilustrasi rumah sakit, layanan kesehatan dasar disarankan dipisahkan dengan penanganan pasien Covid-19, baik yang ODP maupun PDP.
Kepala Bidang Pelayanan Medis RS Pelengkap Jombang, dr Bani Cahyono mengatakan masih melakukan audit internal terkait keluhan pasiennya.

Selain dari pihak RS, pihak Dinas Kesehatan juga mengecek apakah rumah sakit sudah menjalankan prosedur.

"Kepastiannya seperti apa, kami masih menunggu hasil audit internal dan dari dinas kesehatan,” ujar dia.

Bani juga membantah jika tak ada petugas di rumah sakit pada hari itu.

Namun dia mengaku akan memperbaiki kekurangan-kekurangan dari pelayanan rumah sakit.

"Yang pasti kami akan berbenah dan berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada pasien,” kata Bani.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Jombang, Moh. Syafií | Editor: David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com