Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sambanggo", Wisata di Tengah Pandemi di Kulon Progo

Kompas.com - 06/08/2020, 22:37 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com –Mampir ke obyek wisata Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, jangan heran kalau nanti ada yang menyapa dengan kata "sambanggo".

Mereka yang menyapa itu biasanya petugas-petugas yang ada di pintu-pintu masuk obyek wisata.

Baru dengar kata Sambanggo? Apa itu? Diambil dari dalam bahasa Jawa “sambang” dan “monggo”. Bila dilafalkan cepat serasa melebur jadilah kata sambanggo.

"Keseluruhan, sambang monggo itu ajakan," kata Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo, Joko Mursito, dalam keterangan persnya, Kamis (6/8/2020).

Baca juga: Sebulan Nihil Kasus Baru, 8 Kecamatan di Kulon Progo Masuk Zona Hijau Covid-19

Sambanggo, kata Joko, sejatinya bukan sekadar sebuah salam atau istilah. Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menjadikan kata itu sebagai nama bagi gerakan baru di dunia pariwisata Kulon Progo di tengah pandemi Covid-19. Pemkab akan meluncurkan gerakan itu di Pantai Trisik, Jumat (7/8/2020).

Dirilis di masa Pandemi Covid-19, kata sambanggo menjadi salam, jargon sekaligus pengingat nan filosofis.

Intinya, ucapan selamat datang ala Jawa ke dunia pariwisata Kulon Progo, sambil mengingat bahwa semua masih serba terbatas dan berjaga-jaga

Sambang berarti tilik atau niliki, juga dalam bahasa Jawa. Tilik sama dengan menjenguk atau menengok. Namanya menjenguk, kata Joko, tidak perlu ingar bingar, ramai orang, bahkan tidak perlu memakan waktu yang lama.

Akhiran kata 'Ga' sendiri bisa berarti macam-macam, baik itu kata monggo atau silahkan, hingga diartikan sebagai semua potensi wisata di Kulon Progo.

Baca juga: Tempat Wisata Kulon Progo Akan Terapkan Reservasi Online

Dengan ini, sambanggo pun terkesan sebagai wisata yang perlu kehati-hatian demi mencegah munculnya penularan Covid-19 di sejumlah tempat wisata.

“Sambanggo itu istilah untuk wisatawan. Kalau kita mengatakan sebagai 'buka' tempat piknik, kesannya seperti sudah benar-benar buka tempat piknik itu. Ini berbeda, karena kita sambang, tidak perlu berjubelan hingga lama-lama,” kata Joko.

Pemerintah Provinsi DIY belum mencabut status tanggap darurat Covid-19. Namun, pariwisata yang merupakan jantung kehidupan Jogja ini masih memasuki uji coba layanan dengan mengikuti aturan ketat kesehatan.

Kulon Progo juga mengikuti langkah Pemprov DIY. Pemkab belum membuka semua keran pariwisata.

Sampai sekarang, Pemkab baru memverifikasi 18 obyek wisata yang ada, baik dalam kelola pemerintah maupun masyarakat. Obyek wisata dan destinasi itu ada yang di pantai hingga di pegunungan. Pembukaan dilakukan dengan hati-hati.

Tak sekadar membuka obyek wisata, Dispar mendorong gerakan pariwisata yang penuh kehati-hatian, yang dibikin dalam gerakan yang dinamai Sambanggo.

Sejatinya, Kulon Progo banyak mempelopori gerakan yang dihiasi jargon maupun salam. Gerakan-gerakan itu disambut baik warga dan membuat kemajuan maupun perubahan dalam masyarakat.

Salah satu yang terkenal adalah jargon Bela Beli Kulon Progo yang menekankan semangat mendukung ekonomi kerakyatan. Alhasil, produk lokal naik daun.

Kini Sambanggo muncul untuk menggerakkan pariwisata dengan penuh kehati-hatian di tengah pandemi Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com