KULON PROGO, KOMPAS.com –Mampir ke obyek wisata Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, jangan heran kalau nanti ada yang menyapa dengan kata " sambanggo".
Mereka yang menyapa itu biasanya petugas-petugas yang ada di pintu-pintu masuk obyek wisata.
Baru dengar kata Sambanggo? Apa itu? Diambil dari dalam bahasa Jawa “sambang” dan “monggo”. Bila dilafalkan cepat serasa melebur jadilah kata sambanggo.
"Keseluruhan, sambang monggo itu ajakan," kata Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo, Joko Mursito, dalam keterangan persnya, Kamis (6/8/2020).
Baca juga: Sebulan Nihil Kasus Baru, 8 Kecamatan di Kulon Progo Masuk Zona Hijau Covid-19
Sambanggo, kata Joko, sejatinya bukan sekadar sebuah salam atau istilah. Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menjadikan kata itu sebagai nama bagi gerakan baru di dunia pariwisata Kulon Progo di tengah pandemi Covid-19. Pemkab akan meluncurkan gerakan itu di Pantai Trisik, Jumat (7/8/2020).
Dirilis di masa Pandemi Covid-19, kata sambanggo menjadi salam, jargon sekaligus pengingat nan filosofis.
Intinya, ucapan selamat datang ala Jawa ke dunia pariwisata Kulon Progo, sambil mengingat bahwa semua masih serba terbatas dan berjaga-jaga
Sambang berarti tilik atau niliki, juga dalam bahasa Jawa. Tilik sama dengan menjenguk atau menengok. Namanya menjenguk, kata Joko, tidak perlu ingar bingar, ramai orang, bahkan tidak perlu memakan waktu yang lama.
Akhiran kata 'Ga' sendiri bisa berarti macam-macam, baik itu kata monggo atau silahkan, hingga diartikan sebagai semua potensi wisata di Kulon Progo.
Baca juga: Tempat Wisata Kulon Progo Akan Terapkan Reservasi Online
Dengan ini, sambanggo pun terkesan sebagai wisata yang perlu kehati-hatian demi mencegah munculnya penularan Covid-19 di sejumlah tempat wisata.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan