Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Penjamasan Keris Peninggalan Sunan Kudus di Masa Pandemi

Kompas.com - 06/08/2020, 20:36 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Keris berkelok sembilan yang disemayamkan di sebuah kotak kayu tersebut lantas diturunkan secara hati-hati.

Keris bertuah itu kemudian dicelupkan hingga disiram "banyu landa" atau air rendaman merang ketan hitam hingga tiga kali.

Selepas itu, keris milik Sunan Kudus tersebut dibersihkan menggunakan air jeruk nipis dan dikeringkan dengan cara dijemur di atas sekam ketan hitam oleh ahli penjamasan Kiai Ahmad Badawi Basyir dengan dibantu juru jamas Faqihuddin. 

Baca juga: Begini Ritual Jamasan Pusaka Bertuah Peninggalan Sunan Kudus yang Mampu Padamkan Api

Langkah ini diyakini bisa mempertahankan keaslian efek hitam dan mengkilap pada keris. Keris juga menjadi tahan karat.

"Selain keris, dua trisula yang biasa terpasang di sisi mihrab atau pengimaman Masjid Al-Aqsha juga turut dijamas," ungkap Nadjib.

Keris Zaman Majapahit

Dijelaskan Nadjib, keris Kiai Cinthaka adalah pusaka milik Sunan Kudus yang diperkirakan ada sejak zaman Majapahit akhir.

Sedangkan bentuk atau tipe bilah kerisnya adalah "dapur penimbal" yang memiliki makna kebijaksanaan dan kekuasaan.

Sementara pamor keris Kiai Cinthaka adalah "wos wutah" yang melambangkan kemakmuran, keselamatan dan kepasrahan kepada Allah SWT.

Keris Kiai Cinthaka memiliki kelengkapan di antaranya luk sembilan, lambe gajah satu, jalen, pejetan, tikel alis, sogokan ngajeng lan wingking, sraweyan, dan greneng duri di ekor keris.

Baca juga: Kisah Pedagang Oleh-oleh di Makam Sunan Bonang yang Terdampak Pandemi Corona

Emas yang menempel di gandhik keris adalah jenis "kinatah panji wilis" yang merupakan simbol topeng emas untuk wajah keris.

"Kegiatan ini mempertahankan tradisi yang sudah berjalan ratusan tahun," jelas Nadjib.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com