Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menanggapi klaim Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang menyebut Surabaya berstatus zona hijau.
"Yang menentukan status zona bukan pemkot, pemkab, atau pemprov, tapi satgas pusat sepekan sekali," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (4/8/2020) malam.
Khofifah menambahkan, zonasi penyebaran itu biasanya dirilis setiap sepekan sekali melalui sistem informasi Bersatu Lawan Covid-19.
"Kami (Pemprov Jatim) biasanya juga ikut mengunggah dari BLC untuk update zonasi peta," kata dia.
Risma sebelumnya mengatakan, wilayahnya berubah menjadi zona hijau.
"Di mana kondisi Surabaya sudah hijau yang artinya penularannya kita sudah rendah. Lalu yang sembuh sudah banyak," kata Risma dikutip dari siaran pers, Senin (3/8/2020).
Baca juga: Risma Klaim Surabaya Berubah Jadi Zona Hijau Covid-19, Ini Penjelasannya
Saat ini persiapan produksi tengah memasuki persiapan uji klinis fase 3.
Bio Farma yang memiliki kapasitas produksi 100 juta dosis, terus ditambah hingga 150 juta dosis hingga Desember 2020.
“Jadi pada tahun depan akan diproduksi sebanyak 250 juta dosis, dan jumlahnya akan mencukupi untuk Indonesia," ujar Erick dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (4/8/2020).
"Bukan tidak mungkin, Bio Farma bisa mengekspor juga vaksin Covid-19 untuk membantu negara lain,” katanya.
Erick menegaskan bahwa Bio Farma sudah berpengalaman memproduksi vaksin sehingga masyarakat tidak perlu meragukan.
Baca juga: Erick Thohir: Bio Farma Bisa Ekspor Vaksin Covid-19 untuk Membantu Negara Lain