Keinginan mengobati Nadine tak pernah padam. Namun, apa daya, mereka tak memiliki biaya.
Ayah Nadine, Ivan, hanya bekerja sebagai petani yang menggarap ladang.
Sedangkan sang ibunda adalah seorang ibu rumah tangga tanpa penghasilan.
Nadine pun hanya dirawat seadanya karena kondisi kedua orangtuanya.
Di satu sisi, untuk menyembuhkan Nadine, mereka memerlukan biaya sekitar Rp 2 miliar.
Tak ada yang bisa dilakukan selain memanjatkan doa dan berharap uluran tangan dermawan untuk mengobati penderitaan putri mereka.
Baca juga: Kisah Pilu Tuo dan Becce, 40 Tahun Tak Bisa Bicara, Bersikap seperti Anak Kecil
Pada April 2020, Nadine sempat dibawa ke Puskesmas Sogaendu dan dirawat dua hari.
Kemudian, ia dirujuk ke RSUD Gunungsitoli dan menjalani perawatan tiga hari.
Saat itu, dokter masih belum mendiagnosis penyakit Nadine.
"Dirawat di RSUD Gunungsitoli, tetapi tidak diketahui adanya penyakit dan kami disuruh pulang," kata Darwis.
Nadine lalu dirujuk ke Rumah Sakit Murni teguh Medan, Sumatera Utara.
Di sana, pihak rumah sakit berencana merujuk Nadine ke RSCM Jakarta untuk operasi pencangkokan hati.
Namun, untuk melaksanakan operasi tersebut, setidaknya dibutuhkan biaya Rp 2 miliar.
"Apalagi yang bisa kami buat? Sudah dua rumah sakit kami kunjungi, tapi tak bisa menangani, dan juga kami tidak mampu mengobati dengan pembiayaan yang begitu besar. Sekarang hanya berharap ada dermawan yang dapat membantu," kata Darwis.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Nias, Hendrik Yanto Halawa | Editor : Abba Gabrillin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.