MALANG, KOMPAS.com - Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, tingginya kematian akibat Covid-19 di Kota Malang disebabkan warga luar daerah yang menjalani perawatan di Kota Malang.
Menurutnya, banyak warga ber-KTP luar daerah yang menjalani perawatan di rumah sakit di Kota Malang dan meninggal.
Data pasien itu lantas dimasukkan ke data Covid-19 Kota Malang.
"Banyak orang yang bukan warga Malang, tapi kejadiannya di Malang. Karena Malang ini banyak rumah sakit rujukan. Di rumah sakit rujukan di sini bukan hanya dari Malang Raya saja, setelah saya telusuri itu (sebabnya)," katanya, Rabu (5/8/2020).
Baca juga: Mahasiswa Unair Pelaku Fetish Kain Jarik di-DO, Ini Pertimbangannya
Satgas Covid-19 Kota Malang mencatat, angka kematian di Kota Malang hingga Selasa (4/8/2020) sebesar 8,1 persen atau berjumlah 59 orang dari total kasus konfirmasi positif 742 orang.
Angka itu lebih tinggi dari rata-rata nasional. Persentase kematian akibat Covid-19 secara nasional hingga 3 Agustus 2020 sebesar 4,68 persen.
"Dia seminggu di Malang, setelah itu dia terkena Covid-19 terus meninggal dunia. Itu banyak yang gitu-gitu," jelasnya.
Baca juga: Mahasiswa Unair Pelaku Fetish Kain Jarik di-DO, Langgar Etik dan Coreng Nama Kampus
"Karena meninggal di sini, yang sana (pemerintah daerah asal) juga tidak mau menerima," kata Sutiaji menambahkan.
Humas Satgas Covid-19 Kota Malang, Husnul Mu'arif mengatakan, para pasien Covid-19 yang meninggal kebanyakan memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
Penyakit penyerta tersebut membuat kondisi pasien semakin parah.
"Jadi dari 59 confirm yang meninggal itu semuanya mempunyai komorbid. Itu yang memperkuat (memperburuk) kondisi pasien manakala terpapar virus Covid-19," jelasnya saat diwawancarai di sela simulasi wedding.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.