Uus mengatakan, selama ini pihaknya terus berupaya bersama masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya untuk menekan perkembangan DBD.
Sampai saat ini, masyarakat dinilai masih kurang peduli dengan lingkungannya.
Akibatnya, DBD semakin berkembang dan banyak korban yang berjatuhan.
Petugas kesehatan dari seluruh Puskesmas wilayah Kota Tasikmalaya sampai saat ini terus turun ke lingkungan masyarakat secara langsung untuk melakukan fogging dan sosialisasi bersih lingkungan.
Selain itu, menabur ikan cupang di tempat saluran air yang dinilai efektif membunuh jentik nyamuk.
"Pemberantasan sarang nyamuk yang harus dilakukan warga sekarang mulai dari menguras, menutup dan mengubur (3M) barang yang berpotensi menampung air bersih, karena tempat tersebut berpotensi menjadi sarang nyamuk," ujar Uus.
Wilayah paling terparah akibat serangan wabah DBD berada di Kecamatan Kawalu yang berjumlah 174 kasus.
Kemudian disusul Kecamatang Mangkubumi sebanyak 133 kasus.
Sisanya tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kota Tasikmalaya, dengan kasus kematian tertinggi berada di Kecamatan Kawalu.
"Saya minta kepada orangtua atau warga yang mengalami gejala panas tinggi, mual-mual dan muntah-muntah, saat ini jangan ambil risiko. Segera membawa anaknya untuk mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit," kata Uus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.