Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti UIN Terjemahkan Al Quran ke Dalam Bahasa Melayu Jambi

Kompas.com - 05/08/2020, 08:22 WIB
Suwandi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Peneliti UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi berhasil menerjemahkan Al Quran ke dalam bahasa Melayu Jambi.

Penerjemahan dilakukan untuk membumikan Al Quran ke ranah bumi Melayu sekaligus sebagai tindakan pelestarian bahasa daerah.

"Kita berkomitmen untuk menghasilkan terjemahan Al Quran ke dalam bahasa Melayu Jambi yang berkualitas," kata Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi, Su'aidi, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (5/8/2020).

Menurut Su’aidi, karya terjemahan Al Quran ini, menjadi sumbangan berharga dari perguruan tinggi Islam kepada masyarakat Jambi.

Baca juga: Kisah Bocah 12 Tahun Hafal 30 Juz Al Quran: Saya Persembahkan untuk Ayah dan Ibu

Dengan diterjemahkannya Al Quran dalam bahasa Melayu Jambi akan memudahkan orang Jambi memahami pesan yang terkandung dalam Al Quran.

Ada beberapa tahap dalam penerjemahan Al Quran, tahun 2019 lalu itu tahap penerjemahan, tahun ini untuk validasi hasil terjemahannya.

“Mudah-mudahan tahun depan terjemahan Al Quran dalam bahasa Melayu Jambi dapat diluncurkan,” kata Su'aidi menjelaskan.

Diksi bahasa Melayu beragam

Sementara itu, Koordinator Tim Validator Terjemahan Al Quran Bahasa Melayu Jambi, Bambang Husni Nugroho mengatakan tim telah menyelesaikan validasi sepuluh juz pertama.

Semua dilakukan secara maraton sejak bulan Juli. Selama tiga hari, penerjemah, validator, tokoh budaya dan bahasa Jambi berkumpul, melakukan proses presentasi hasil validasi.

Selama proses, sambung Bambang kesulitan yang dihadapi adalah mencocokkan beberapa diksi dari 11 kabupaten/kota yang tidak sama.

Ia mencontohkan kata mereka, itu diterjemahkan menjadi mereko. Nah di sini, kata Bambang terjadi perdebatan. Misalnya kata "mereka" yang diterjemahkan menjadi "mereko."

Kata ini diperdebatkan penggunaannya dalam bahasa populer Jambi yang semestinya dikenali seluruh orang Jambi dari hulu hingga ke hilir. Yakni dari tepi laut Kabupaten Tanjab Timur sampai di puncak bukit barisan, Kabupaten Kerinci.

Solusinya kami menginventarisasi kata-kata "bermasalah" tersebut dan menyepakati kata apa yang dipergunakan.

Kesepakatan diambil bersama antara penerjemah, validator, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jambi, tokoh adat, ahli bahasa dan budayawan.

Diharapkan kesepakatan tersebut dapat menjadi acuan baku untuk memvalidasi 20 juz berikutnya.

Validator berjumlah delapan orang akademisi dari UIN Jambi dan dua orang dari UNJA.

Tujuan dari penerjemahan ini, sambung Bambang, adalah usaha pelestarian Bahasa Melayu Jambi seraya menampilkan distingsi yang jelas antara Melayu Jambi dengan Melayu Riau dan Melayu Sumatera Selatan.

Selanjutnya, usaha untuk membumikan Al Quran agar menjadi lebih mudah dipahami oleh masyarakat Jambi, utamanya masyarakat di pedesaan.

Dalam menyepakati hasil terjemahan, tim menggunakan kamus bahasa Melayu Jambi dan hasil kesepakatan tim.

Merawat keberagaman

Kementerian Agama mendukung keberagamaan yang moderat dan berbasis ilmu pengetahuan.

Produk-produk yang dihasilkan, termasuk terjemahan Al Quran ke dalam bahasa daerah, harus mencerminkan cara pandang tersebut.

Demikian ditegaskan oleh Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO), Balitbang Kementerian Agama RI, Muhammad Zain, ketika menjadi narasumber dalam kegiatan Diskusi Kelompok Terpumpun atau FGD Pembahasan Draf Validasi Penerjemahan Al Quran ke Dalam Bahasa Melayu Jambi, Selasa (4/8) di Jambi.

Melalui telekonferensi, Zain mengatakan bahwa penerjemahan Al Quran ke dalam bahasa Melayu Jambi memang perlu memperhatian dua konteks: Arab tempat Al Quran diturunkan dan Melayu Jambi sebagai bahasa sasaran.

Baca juga: Dikerjakan Selama 4 Tahun, Batik Mushaf Al Quran di Solo Selesai

Meskipun demikian, komitmen terhadap nilai-nilai moderat dan pengetahuan modern harus juga ditonjolkan.

“Jadi yang kita inginkan adalah terjemahan Al Quran dalam versi orang Melayu Jambi yang maju,” kata Zain.

Karena itu, Zain menekankan, para penerjemah dan validator perlu memperkaya dengan banyak karya tafsir, tidak hanya yang membahas Al Quran kata per kata, tapi juga yang tematik (maudhu’i) dengan perspektif ilmiah atau tafsir al-‘ilmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com