Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Diminta Mundur dari Sekolah Secara Halus, Pelajar Difabel Ini Menangis di Samping Ibunya

Kompas.com - 04/08/2020, 17:08 WIB
Bagus Supriadi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

“Mendengar itu anak saya marah, tapi dipendam,” terang dia.

Lalu saat mendengar hendak disekolahkan di tempat lain, MHA meneteskan air mata. Saat itu, sang ibu membawa pulang anaknya.

Setiba di rumah, MHA menangis. Sementara, sang ibu kembali ke sekolah mengembalikan buku pelajaran yang sudah diterima.

“Sekolah minta buku pelajaran itu dikembalikan, saya kembalikan,” tutur dia.

Sepulang dari mengembalikan buku, AS masih melihat anaknya tetap menangis.

Namun, sang ibu berusaha untuk meyakinkan anaknya.

Baca juga: Mahasiswi Difabel Ini Diangkat Jadi Staf Khusus Gubernur NTT, Begini Ceritanya

Kedua orangtua MHA menyesali sikap sekolah. Sebab, saat pendaftaran masuk ke SMPN 2 Tamanan, sekolah sudah mengetahui kondisi MHA, yakni mengalami keterbatasan fisik.

“Guru SD-nya juga sudah menjelaskan kondisi anak saya pada SMPN 2,” terang dia.

Namun, setelah proses pembelajaran secara online digelar, sekolah mempertanyakan kondisi MHA.

Mulai dari kemampuan mengikuti pelajaran, kemampuan ikut ujian dan lainnya.

Kepala SMPN 2 Tamanan Murtaji mengatakan, bahwa siswa tersebut memang sudah diterima oleh SMPN 2 Tamanan.

Dia sudah mengikuti kegiatan sekolah secara online.

"Kemarin orangtuanya datang ke sekolah konsultasi," ucap dia.

Murtaji menanyakan kondisi MHA saat masih di SD, apakah bisa mengikuti ujian seperti pelajar lainnya.

Selain itu, bagaimana ketika mengikuti proses belajar mengajar saaat masih SD, apakah juga bisa nyambung dengan pelajaran.

Dia berdalih pihak sekolah ingin mencari solusi terkait pembelajaran siswa tersebut.

Sebab, sekolah yang dipimpinnya tidak ada guru khusus untuk mengajar pelajar penyandang disabilitas.

Para guru khawatir tidak bisa mengajar anak tersebut dengan baik.

Namun, pertemuan tersebut tidak ada solusi dan sekolah ragu untuk meneruskan sekolah anak tersebut.

Akhirnya, sang ibu memutuskan untuk membawa pulang anaknya dan meminta keluar dari sekolah.

“Ibu yang minta anak itu mundur, mau di sekolah di SLB, ya saya persilahkan,” terang dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com