Sebagai solusi awal, pihaknya telah meminta Perum Jasa Tirta II untuk menggelontorkan air ke Citarum yang kini berubah warna dan menyebabkan ikan-ikan mati.
Hanya saja, pintu bendung di Walahar itu hanya bisa dibuka selama 15 menit, lantaran khawatir mengganggu suplai air ke wilayah pertanian.
"Ini upaya awal. Nanti kita terus pantau," ujar Dedi.
Satgas Citarum Harum juga bakal mengetatkan pengawasan sejumlah muara pembuangan limbah industri yang berada di bantaran sungai tersebut.
"Penegak hukum yang tergabung dalam Satgas akan melakukan pengecekan di wilayah industri," kata dia.
Dedi mengakui bahwa saat ini air yang berada di Sungai Citarum dari hulu hingga hilir didominasi oleh buangan limbah industri dan rumah tangga.
Sebab, kondisi sumber air dari alam sangat kurang ketika memasuki musim kemarau.
Diberitakan sebelumnya, sejak Jumat lalu, air Sungai Citarum di Karawang menghitam dan mengeluarkan bau tak sedap.
Sejumlah ikan mulai dari tawes, lundu, jambal hingga sapu-sapu mati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.