Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Transpuan Menjadi Pejabat Publik di Sikka, Bunda Mayora: Berkatilah Seluruh Kegiatanku

Kompas.com - 04/08/2020, 13:01 WIB
Rachmawati

Editor

Misalnya, dalam perayaan keagamaan, para tokoh agama saling mengundang untuk makan bersama dan berbicara tentang toleransi.

Hal ini berlanjut pada penerimaan ragam gender.

"Menurut saya itu, supaya bisa melihat dari sisi Kabupaten Sikka itu kenapa waria bisa diterima di minoritas muslim, itu karena pergaulan mereka."

"Sesama mereka tuh baik. Kepada kita, minoritas muslim ini juga baik bergaul dengan mereka," kata Ahmadun.

Menurut Ahmadun, daerah-daerah lain bisa mencontoh Kabupaten Sikka mengenai penerimaan keberagamaan.

Baca juga: Dituduh Mencuri Ponsel, Seorang Waria Babak Belur Dihajar Pelanggannya

Khusus keberagaman gender, kata dia, kuncinya waria di Sikka mau mendengar nasihat tokoh agama dan masyarakat.

"Karena mereka mau mendengar tokoh-tokoh agamanya apabila berpesan kepada mereka, mereka dengar. Mereka ikuti," kata Ahmadun.

Tapi untuk nasihat mengubahnya menjadi laki-laki, kata Ahmadun, "Jadi kalau Allah sudah tentukan begitu, begitu sudah, tinggal kita nih selalu memberi nasihat terus."

Namun, tak semua warga setuju ketika ada waria menjadi pejabat publik.

Seperti diutarakan Maria Magdalena Sigahitong, warga yang mengatakan waria 'tidak terlalu pantas, karena memiliki stigma yang buruk'.

Baca juga: Kerap Goda Remaja, 12 Waria di Aceh Utara Ditangkap Aparat Keamanan

"Kalau misalnya dengan cara seperti itu (berdandan), pemikiran masyarakat juga, kita untuk di sebuah lembaga itu jadinya agak risih," kata Maria.

Tapi sekali lagi, kata dia, 'semua tergantung pada masyarakat'. "Kalau waria ini terpilih, berarti masyarakat itu mempercayakan di luar dari stigma-stigma buruk yang lekat pada dia. Kalau potensinya bagus kenapa tidak," kata Maria.

Dari segala pro dan kontra tentang waria yang diyakini sebagai pejabat publik pertama di Indonesia, Mayora membuktikan sudah menjadi pilihan masyarakat sebagai representasi.

"Di Maumere, orang memilih saya tidak sebagai waria saja. Tapi orang melihat saya dari perbuatan, pekerjaan. Karya saya. Pekerjaan saya," kata Mayora.

Baca juga: Alasan Hendrika Mayora Maju Jadi Pejabat Desa, Ingin Membantu Kaum Minoritas

Mayora juga berharap seluruh waria di Indonesia dapat masuk ke dalam struktur pemerintahan, untuk berjuang mengikis cap buruk yang selama ini melekat pada transpuan.

"Ketika kita berada di dalam sistem, kita bisa membuat kebijakan-kebijakan yang berpihak pada masyarakat. Bahkan berpihak kepada komunitas, atau berpihak kepada sesama kita," katanya.

Tulisan ini merupakan tulisan pertama dari rangkaian cerita mengenai mereka yang ikut berperan dalam 75 tahun kemerdekaaan Indonesia, meski kadang terlupakan atau terpinggirkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com