MEDAN, KOMPAS.com - Sebelas ekor sapi dan tiga ekor kambing sumbangan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah, Haji Anif, Musa Idhishah alias Doddy dan bakal calon wali kota Bobby Nasution. Hewan kurban tersebut disembelih di pelataran Masjid Jami' Silalas di Jalan Seideli, Kota Medan.
Uniknya, daging kurban yang dibagikan disimpan dalam anyaman pandan berbentuk keranjang kecil. Selain itu, mereka yang berhak menerima (mustahik) diberi barcode yang wajib diberikan kepada panitia kurban untuk di-scan. Pantas saja, pembagian berlangsung tertib karena yang datang adalah mereka yang sudah terverifikasi.
"Ini juga upaya mencegah penularan Covid-19, selain membiasakan masyarakat tertib. Sistem barcode dipakai untuk menghindari kecurangan seperti dua kali pengambilan," kata Doddy kepada wartawan, Senin (3/8/2020).
Baca juga: Ini Motif YouTuber Edi Putra Buat Video Prank Daging Kurban Isi Sampah
Protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dilakukan dengan ketat. Warga yang masuk ke areal pengambilan daging harus diperiksa suhu tubuhnya, mencuci tangan serta wajib menjaga jarak.
"Yang datang tak pakai masker, kita suruh pulang," sambungnya.
Soal kupon ber-barcode, adik kandung Musa Rajekshah ini menjelaskan, setiap calon penerima kurban yang dipilih sebelum "hari H" menyerahkan foto copy KTP kepada kepala lingkungan. Selanjutnya, data diinput dalam data base, baru keluar kupon dengan barcode. Kupon diantar dari rumah ke rumah untuk memastikan datanya valid.
Baca juga: Video Prank Daging Kurban Isi Sampah, 2 Kamerawan YouTuber Edo Putra Masuk DPO
Tahun depan, saat pembagian daging kurban kembali, panitia tinggal membuka data di komputer saja. Pendataan lanjutan hanya dilakukan ketika ada penambahan, perpindahan penduduk, atau meninggal dunia. Sistem ini meminimalisir pemalsuan karena kelihatan di layar scaner dan tidak mungkin terjadi double data.
"Tahun depan kita ajak beberapa masjid, kita buat pelatihan dan kita berikan sistemnya, pelan-pelan kita buat penyeragaman di Kota Medan," pungkas Doddy.
Ketua Panitia Haji Zerman menambahkan, sistem barcode baru pertama kali dilakukan Masjid Jami' Silalas. Idenya datang dari inisiatif Ketua Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Musa Idhishah. Sistem ini pernah dilakukan di Masjid Agung.
"Pengalaman ini akan kami bagikan ke masjid-masjid lain," kata Zerman.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.