Tersangka Edo berperan sebagai kreator utama, sedangkan Diky sebagai kreator dan kamerawan.
Lalu Hadi Jaya Karim dan Istiqomah alias RAAM merupakan kamerawan inti.
"Dua orang kamerawan ini kita tetapkan DPO karena mereka terlibat dalam pembuatan video prank tersebut," kata Anom.
Menurut Anom, pembuatan video prank sampah itu bermotif untuk meningkatkan subscriber kanal Edo Putra Official.
Namun, perbuatan mereka salah karena membuat video yang tidak mendidik dengan memberikan kantong yang disebut berisi daging kurban, tetapi ternyata sampah.
Hal itu pun, jelas Anom, membuat kegaduhan di masyarakat.
"Dalam pembuatan konten tersebut, korbannya adalah orangtua pelaku sendiri. Ini sudah di-setting tersangka. Akunnya juga kita sita," ujarnya.
Dengan kejadian ini, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan medsos serta diimbau untuk membuat konten lebih mendidik.
"Ini jadi untuk pengalaman dan pembelajaran bermedsos yang baik, ketika memproduksi menyiarkan konten tentu dinikmati halayak umum," ungkapnya.
Edo mengatakan, akun YouTube yang dikelolanya itu awalnya merupakan teaser video berita.
Dalam satu bulan, kanal YouTube tersebut mendapatkan penghasilan Rp 5 juta.
Baca juga: Video Prank Daging Kurban Isi Sampah, 2 Kamerawan YouTuber Edo Putra Masuk DPO
Namun, seiring berjalan waktu, Edo memiliki ambisi untuk meningkatkan subscriber dengan membuat konten prank sampah.
"Dari THR sampai daging isi sampah itu korbannya saya kenal semua. Karena orang terdekat saya," kata Edo saat di Mapolrestabes Palembang, Senin (3/8/2020).
Untuk meningkatkan jumlah pengikut, Edo bahkan mengeluarkan pernyataan kotor dengan memakan bulu bagian tubuhnya jika telah menembus 10.000 subscriber.
"Saya menyesal telah membuat konten ini. Mulanya ini kanal teaser berita, tapi karena saya ingin subscribe-nya naik kami buat kanal begitu. Konten ini ide saya sendiri," kata Edo.