Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Cadas Pangeran, Jalan Legendaris yang Menelan Korban Ribuan Jiwa

Kompas.com - 04/08/2020, 07:00 WIB
Aam Aminullah,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Kota leutik camperenik, najan leutik tapi resik, ngaliwat Cadas Pangeran, Mmmh, Kota Sumedang...

Penggalan lirik lagu berjudul Sumedang yang dipopulerkan musisi pop Sunda Doel Soembang ini cukup terkenal bagi masyarakat Sumedang, Jawa Barat.

Karena lagu ini pula, Kabupaten Sumedang tak cuma dikenal dari makanan khasnya saja seperti Tahu Sumedang.

Baca juga: Kisah Sultan, Berjalan Kaki Jualan Onde supaya Bisa Belajar Online

Kabupaten Sumedang akhirnya juga dikenal dengan Jalan Cadas Pangeran yang berlokasi di kabupaten bekas kerajaan ini.

Cadas Pangeran berada di dua kecamatan, yakni Kecamatan Pamulihan dan Kecamatan Sumedang Selatan.

Budayawan Sumedang Tatang Sobana mengatakan, Jalan Cadas Pangeran merupakan salah satu ikon kebanggaan warga Sumedang.

Asal-usul Cadas Pangeran

Cadas Pangeran dibangun sekitar tahun 1808.

Jalan nasional penghubung Bandung - Cirebon ini tetap kokoh berdiri hingga saat ini dan menjadi akses vital penggerak perekonomian Jawa Barat.

Jalan legendaris ini dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels.

"Jalan Cadas Pangeran ini merupakan proyek ambisius Jenderal Daendels pada masa penjajahan Belanda," ujar Apih Tatang, sapaan akrab Tatang Sobana kepada Kompas.com di Sumedang, Senin (3/8/2020).

Baca juga: Sopir Kelelahan di Tanjakan, Wakapolres Melompat dan Ambil Kemudi

Menurut Apih Tatang, pada saat itu Deandels berambisi untuk membangun akses jalan penghubung di Pulau Jawa, dari Anyer sampai Panarukan, dari barat sampai ke timur.

"Panjang jalan yang dibangun Deandels dari Anyer-Panarukan ini sekitar 1.000 kilometer. Namun, dalam pembangunannya, ketika itu menemui hambatan karena akses jalan yang akan dibukanya ini terhalang oleh gunung yang materialnya merupakan batuan cadas yang sangat keras, yaitu di Sumedang ini," tutur Apih.

Meski demikian, rintangan ini tidak menyurutkan niat Daendels dalam membangun akses jalan penghubung yang nantinya dapat memudahkan untuk mengangkut rempah-rempah ke Batavia atau yang kini bernama Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com