Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Agus Berdayakan Korban PHK Saat Pandemi Lewat Wastafel Portabel

Kompas.com - 04/08/2020, 06:05 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

Setidaknya memakan waktu sekitar satu bulan hingga sistem yang digunakan benar-benar sempurna.

"Saya mencoba rumuskan membuka kran itu dengan sistem pedal, jadi diinjak akan membuka, kalau injakanya dilepas akan menutup. Saya bikin rancangannya, sama anak-anak sini diaplikasikan dibikin lama-lama jadi," tuturnya.

Setelah itu, sebelum bulan Ramadhan kemarin Agus Kholik mengunggah wastafel portabel dengan sistem pedal tersebut ke media sosial.

Ternyata, respon warga masyarakat cukup besar setelah melihat wastafel portabel tersebut.

"Responya bagus dan permintaan mulai masuk. Dari situ, kita mulai memproduksi dan luncurkan wastafel ini," ungkapnya.

Menurutnya bahan yang digunakan untuk wastafel portabel ini cukup mudah dicari. Agus Kholik menggunakan besi steel dan papan plastik atau alumunium. Kemudian untuk kerannya menggunakan keran penyemprot tanaman.

"Kita ada beberapa model, ada untuk orang dewasa, Sekolah Dasar (SD) dan ukuran Taman Kanak-kanak," bebernya.

Baca juga: Dorong Warga Rajin Cuci Tangan, Pemprov DKI Sediakan Wastafel Portabel di Tempat Umum

Harga per unitnya cukup terjangkau, berkisar antara Rp 750.000. Hanya saja, harga juga tergantung dari permintaan klien untuk bahan yang digunakan.

"Yang membedakan itu kalau ada permintaan khusus, misalnya minta besi yang besar, terus tutupnya dari alumunium dengan plastik harganya juga beda," tandasnya.

Dalam sehari, Agus bisa memproduksi sekitar 15 unit. Sampai saat ini sudah ada sekitar 1.000 unit yang terjual.

Pembeli tidak hanya berasal dari DIY, namun juga datang dari luar kota, baik untuk perorangan, kantor hingga universitas.

"90 persen memang dari DIY, 10 persenya luar kota, Jakarta, Bandung, Semarang, Solo. Pasarnya hampir 80 persen itu instansi, yang 20 persen perorangan," urainya.

Usai diunggah di media sosial model wastafel buatanya banyak dikembangkan oleh beberapa orang. Ia pun tidak mempermasalahkan hal itu.

Sebab tujuan dari membuat wastafel ini adalah untuk turut mencegah penularan Covid-19.

"Pertama kali dulu beli di sini, terus dicontoh. Ya nggak papa, artinya banyak yang menggunakan dan bisa bermanfaat, membantu perekonomian dikondisi seperti saat ini," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com